Presiden Kenya William Ruto/Net
Terbongkarnya praktik aliran sesat yang menelan puluhan korban jiwa di Kenya menimbulkan keprihatinan sekaligus kemarahan Presiden William Ruto.
Berbicara di Kabupaten Kiambu tetangga Nairobi pada Senin (24/4), Ruto berjanji untuk menumpas aliran sesat pimpinan Paul Mackenzie Nthenge yang saat ini sudah berhasil ditangkap polisi.
"Tidak ada perbedaan antara pendeta nakal seperti Nthenge dengan teroris," kata Ruto, seperti dikutip dari
AFP.“Teroris menggunakan agama untuk memajukan tindakan keji mereka. Orang-orang seperti Tuan Mackenzie menggunakan agama untuk melakukan hal yang persis sama," katanya.
Ia telah menginstruksikan badan-badan yang bertanggung jawab untuk menangani kasus tersebut sampai ke akar penyebabnya, serta apa saja aktivitas dari orang-orang yang ingin menggunakan agama untuk memajukan ideologi yang aneh dan tidak dapat diterima tersebut.
Sebanyak 73 orang pengikut sekte dilaporkan tewas dalam insiden kultus kelaparan Kenya. Mereka sengaja tidak makan dan minum hingga mati kelaparan agar masuk surga.
Polisi pada Senin menemukan lebih banyak mayat yang diduga anggota sekte, sehingga jumlah korban bertambah menjadi 73 dari 57 yang dilaporkan sebelumnya, seperti dikutip dari
Wio News.
Pencarian besar dilakukan di hutan dekat kota pesisir Malindi selama berhari-hari. Puluhan mayat berhasil digali selama akhir pekan. Pihak berwenang cemas bahwa masih ada penemuan yang lebih mengerikan lagi.
Aparat telah meluncurkan investigasi skala penuh ke Gereja Good News International pimpinan Nthenge.
Kemungkinan, beberapa pengikut Ntenghe masih bersembunyi di semak-semak di sekitar Shakahola, yang digerebek oleh polisi awal bulan ini setelah mendapat informasi dari organisasi nirlaba lokal.
Sejumlah orang berhasil diselamatkan dan puluhan jenazah diangkut dari kuburan massal.
Area hutan seluas 325 hektar (800 acre) tempat banyak jenazah ditemukan, telah dinyatakan sebagai TKP. Tim terus mencari kemungkinan ada lokasi lain yang digunakan para penyintas sekte.
Direktur Kejaksaan Noordin Haji dan Inspektur Polisi Japhet Koome mengunjungi Shakahola untuk menyaksikan penggalian jenazah.
“Kami akan mendakwa Makenzi dengan radikalisasi dan terorisme sehingga dia dapat tetap ditahan saat kami terus menggali lebih banyak jenazah,†kata Haji.