Berita

Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland/Net

Dunia

Amerika Ingin Gunakan Dana Rusia untuk Bangun Ukraina Pascaperang

SABTU, 15 APRIL 2023 | 07:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Otoritas Amerika Serikat berupaya menggunakan aset bank sentral Rusia yang dibekukan oleh Barat untuk membangun kembali Ukraina.

Rencana itu diungkap Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, dalam pidatonya di Forum Kemitraan AS-Ukraina di Washington pada Kamis (13/4) waktu Amerika.

Nuland mengatakan bahwa Washington sedang merencanakan program rekonstruksi besar-besaran untuk Ukraina yang bertujuan tidak hanya untuk membangun kembali kota-kota, dan desa-desanya, tetapi juga untuk menyediakan militer yang kuat, infrastruktur energi yang lebih hijau dan lembaga pemerintah yang akan lebih kuat melawan korupsi.


"Rekonstruksi Ukraina akan menelan biaya setidaknya 411 miliar dolar AS selama periode sepuluh tahun, menurut perkiraan konservatif Bank Dunia," katanya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (14/4).

“Di antaranya, kami bekerja untuk memastikan bahwa Rusia harus membantu membayar semua yang telah rusak,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa berkat dukungan Kongres, Departemen Kehakiman AS telah diberi wewenang baru untuk menggunakan aset yang disita dari oligarki Rusia untuk membantu membangun kembali Ukraina.

“Pada bulan Februari, kami mengumumkan tahap pertama sebesar 5,4 juta dolar AS di bawah otoritas ini, dengan lebih banyak pengumuman yang akan datang,” kata Nuland.

Dia juga menekankan sedang ada diskusi tentang perkiraan aset bank sentral Rusia senilai 300 miliar AS yang telah dibekukan oleh Amerika dan sekutunya sehubungan dengan rekonstruksi Ukraina.

Namun, pada Kamis, surat kabar Jerman Die Welt melaporkan �" setelah melihat dokumen internal yang tidak dipublikasikan oleh Komisi Eropa �" bahwa Brussel telah sampai pada kesimpulan untuk mengembalikan cadangan bank sentral yang dibekukan.

Ini bisa terjadi setelah konflik di Ukraina berakhir, menurut outlet tersebut.

Cadangan devisa bank sentral Rusia disita oleh AS dan Uni Eropa tak lama setelah pecahnya konflik di Ukraina Februari lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan langkah itu sebagai pencurian, menuduh Barat kembali ke era bandit, dan kapitalisme liar dari zaman Demam Emas pada abad ke-19.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya