Berita

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung/Net

Politik

Biaya Kereta Cepat Bengkak, Satyo Purwanto: Kalau di Korut Pimpronya Ditembak Mati

SABTU, 15 APRIL 2023 | 00:06 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung terus membengkak dari perkiraan semula. Nilai pembengkakan teranyar sebesar 1,2 miliar dolar. Untuk menutupi itu, pemerintah Indonesia berencana meminjam kepada pemerintah China melalui China Development Bank (CDB) sebesar 550 juta dolar atau sekitar Rp 8,3 triliun.

Menurut Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, jika sebuah proyek penyelesaiannya terus mundur dan terjadi pembengkakan biaya maka si pembuat rencana ketika melakukan perencanaan sangat sembrono.

“Jika itu terjadi di Korea Utara (Korut) pimpro (pimpinan proyek) nya sudah diekskusi mati,” kata Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/4).


Di sisi lain, ia menilai proyek kereta dari Jakarta dengan tujuan Padalarang, Bandung ini tidak cepat dalam pengerjaan namun tetap dipaksakan dalam pembangunannya.

“Entah itu ambisi ngawur siapa yang memaksa proyek tidak feasible seperti itu tapi tetap ngotot dilaksanakan,” ujar dia.

Padahal, ungkap Satyo, pembengkakan biaya alias cost overrun dan beban bunga utang proyek tersebut tidaklah sedikit yaitu sebesar 3,4 persen. Hal ini menurut dia akan berdampak kepada nilai keekonomisan yaitu harga tiket yang akan dijual kepada masyarakat akan mahal.

“Persoalan lain, adalah panjangnya hak konsesi yang diberikan, sehingga resikonya adalah rakyat Indonesia akan terus-terusan menanggung utang dan bunga utang berikut biaya operasional dan perawatan sepanjang konsesi tersebut berjalan, hal ini dapat dikategorikan kejahatan oleh para pembuat kebijakan terhadap rakyat dan negara Indonesia,” kecam Satyo.

Kalaupun, lanjut dia, ada pengajuan utang baru atau penyertaan modal pemerintah melalui APBN untuk menutup cost overrun hanya akan menguntungkan pihak penerima manfaat.  

“Siapa? Mereka yang menerima hak konsesi, karena pembengkakan biaya dimulai dari kesalahan proses perencanaan di awal yang ngawur, dengan menyampaikan info yang mungkin sesat dengan "angin sorga”, perencanaan yang bombastis tanpa data yang akurat dan janji manis, bunga ringan tanpa APBN, entah siapa yang menipu dan tertipu,” demikian Satyo Purwanto.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya