Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Perangi Malaria, Ghana Setujui Vaksin Baru dari Oxford

KAMIS, 13 APRIL 2023 | 11:50 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah Ghana menyetujui vaksin malaria baru R21, yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford, menjadikannya negara pertama yang menerima vaksin tersebut.

Dimuat BBC, Kamis (13/4), regulator obat Ghana telah menilai data uji coba terakhir tentang keamanan dan efektivitas vaksin itu, dan telah memutuskan untuk menggunakannya.

Meski hasil uji coba kepada 5000 anak belum dipublikasikan secara resmi, akan tetapi vaksin R21 ini disebut sangat efektif, dan kontras berbeda dengan vaksin-vaksin sebelumnya.

Menurut data uji coba dari studi pendahuluan di Burkina Faso menunjukkan bahwa vaksin R21 efektif hingga 80 persen, jika diberikan dengan tiga dosis awal, dan sebagai penguat dalam setahun kemudian.

Berdasarkan seruan dari Otoritas Makanan dan Obat-obatan Ghana yang telah melihat datanya, nantinya vaksin malaria ini akan digunakan untuk anak-anak berusia antara lima bulan hingga tiga tahun.

Sejauh ini negara-negara Afrika lainnya, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mempelajari data vaksin terbaru ini, untuk mempertimbangkan penggunaannya, menyusul Ghana.

Menurut Direktur Institut Jenner di Universitas Oxford Prof Adrian Hill, negara-negara Afrika mengaku akan mempercepat pertimbangan vaksin R21 agar mereka tidak tertinggal seperti peluncuran vaksin Covid-19 selama pandemi.

"Kami berharap R21 membuat dampak besar untuk meminimalisir kematian malaria pada anak-anak di tahun-tahun mendatang, dan dalam jangka panjang itu akan berkontribusi pada tujuan akhir pemberantasan dan eliminasi malaria secara keseluruhan,” kata Hill.

Saat ini Serum Institute of India yang akan mengembangkan vaksin tersebut sedang bersiap untuk memproduksi antara 100-200 juta dosis per tahun, dengan pabriknya sedang dibangun di Accra, Ghana.

Setiap tahunnya, malaria membunuh sekitar 620.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Pengembangan vaksin terbaru ini merupakan upaya ilmiah besar-besaran selama satu abad, untuk melindungi tubuh manusia dari parasit malaria.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya