Berita

Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi/Net

Dunia

Dokumen Rahasia Pentagon Ungkap Pengkhianatan Mesir yang akan Kirim 40.000 Roket ke Rusia

RABU, 12 APRIL 2023 | 06:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bocornya dokumen rahasia Pentagon mengungkap fakta mengejutkan bahwa Mesir sedang bersiap secara diam-diam memasok ribuan roket ke Rusia untuk membantu perang melawan Ukraina.

Mesir adalah sekutu utama AS dan penerima bantuan militer dan ekonomi AS.

Di dalam dokumen rahasia tertanggal 17 Februari itu, tertulis percakapan antara Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi dengan pejabat senior militer tentang produksi sekitar 40.000 roket untuk Rusia, serta penyediaan peluru artileri dan bubuk mesiu.

El-Sissi menginstruksikan pejabat militer, yang di dalam dokumen ditulis sebagai al-Dinto, untuk merahasiakan rencana tersebut demi menghindari masalah dengan Barat, mengatakan dia akan memberi tahu para pekerja bahwa roket itu ditujukan untuk tentara Mesir.

Al-Dinto yang dimaksud diyakini sebagai Menteri Negara Produksi Militer, Mohamed Salah al-Din, menurut laporan The Washington Post, Senin (11/4).

Salah al-Din, kata laporan itu, mengatakan kepada el-Sissi bahwa memasok Rusia dengan senjata adalah setidaknya yang bisa dilakukan Mesir untuk membalas Rusia atas bantuan sebelumnya, meskipun tidak disebutkan rincian kerja sama seperti apa yang dimaksud .

Invasi Rusia ke Ukraina telah secara signifikan merusak akses Mesir ke gandum Ukraina, yang menjadi andalan negara Afrika Utara itu untuk 80 persen impornya.

Selanjutnya, Kairo telah meminta bantuan Moskow, mungkin menunjukkan penguatan hubungan antara kedua negara pada saat Rusia menghadapi isolasi yang signifikan dari Barat.

Dalam beberapa hari terakhir publik dikejutkan dengan bocornya informasi intelijen AS berupa lusinan foto dokumen AS yang sangat sensitif yang tersebar di media sosial.

The Washington Post mengatakan memperoleh dokumen referensi dari sekumpulan gambar file rahasia yang diposting di Discord pada bulan Februari dan Maret.

Sementara itu Pentagon mengatakan bahwa kebocoran dokumen AS yang sangat sensitif - banyak di antaranya terkait dengan konflik Ukraina - menghadirkan risiko sangat serius bagi keamanan nasional AS.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya