Berita

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius/Net

Dunia

Main Pecat Pejabat, Strategi Menhan Jerman jadi Sorotan

SELASA, 11 APRIL 2023 | 06:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belum genap tiga bulan menjabat, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dari Partai Sosial Demokrat, telah membuat resah para pejabat.

Harian Jerman Bild pada Senin (10/4) menulis, ada peningkatan rasa frustasi di kalangan militer Jerman tentang upaya Pistorius mereformasi kementerian yang dipimpinnya.

Pistorius telah melakukan pemecatan dengan mengurangi personel senior Kementerian dari 370 menjadi 160.

Dia juga melakukan perombakan dengan menggantikan Inspektur Jenderal Bundeswehr Eberhard Zorn dengan Carsten Breuer. Juga menggantikan Presiden Kantor Federal Peralatan Bundeswehr, Teknologi Informasi dan Dukungan Dalam Layanan (BAAINBw) Gabriele Korb dengan mantan wakilnya, Annette Lehnigk-Emden.
Perombakan tiba-tiba itu tentu membuat banyak pihak tidak senang. Pistorius mungkin memiliki strategi tetapi langkahnya sangat berisiko.

Pemecatan Eberhard Zorn, yang sangat populer di ketentaraan, telah memicu reaksi keras dari sejumlah kalangan.

"Itu bukan cara untuk memperlakukan prajurit terhormat," tulis Bild.

Begitu juga dengan penggantian Gabriele Korb oleh Lehnigk-Emden, membuat banyak kalangan tidak puas,

"Sekarang, Pistorius mungkin menghadapi murka petinggi yang kecewa yang ingin dia cabut kekuasaannya atau yang hanya tidak berbagi rencananya," tulis Bild.

Pengangkatan Brigadir Jenderal Christian Freuding sebagai kepala manajemen operasi dan markas perencanaan yang bertugas untuk meningkatkan komunikasi antar departemen kementerian telah memicu kebencian di kementerian, karena sebagian besar kepala departemen lain memiliki pangkat lebih tinggi daripada Freuding.

"Ini menciptakan perebutan kekuasaan di kementerian dengan hierarki yang begitu ketat," tulis Bild, menambahkan bahwa personel sipil kementerian tidak senang bahwa seorang perwira militer telah ditunjuk untuk posisi yang begitu penting.

Perombakan jajaran jelas melumpuhkan kerja kementerian. Banyak pejabat yang menekankan bahwa Pistorius tidak boleh berlaku sewenang-wenang dan harus mengakhiri spekulasinya. Sayangnya, ketika pejabat ingin mengupas hal ini, Pistorius sedang menjalani cuti Paskah yang cukup panjang sampai akhir April.  

Pistorius hanya berpesan kepada para pejabat itu melalui email bahwa mereka semua tidak perlu mengkhawatirkan keputusan-keputusannya dan percaya kepadanya.

Saat terpilih, Pistorius memiliki tekad untuk menghentikan apa yang disebut difusi tanggung jawab, yang menyebabkan penundaan pelaksanaan proyek-proyek penting termasuk pembelian senjata.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menunjuk Pistorius pada akhir Januari ketika Christine Lambrecht mengundurkan diri di tengah serangkaian kesalahannya.

Sejak hari pertama menjabat, Pistorius begitu semangat mengelola militer Jerman dan vokal untuk pasokan senjata Ukraina.

Pada konferensi di Munich, Pistorius mengatakan dia sudah bekerja untuk mempercepat proses pengadaan, termasuk tank Leopard 2 A7 baru. Dia mengatakan kepada industri pertahanan untuk "silakan mulai memesan komponen" untuk membangun tank-tank tersebut sekarang - sebelum dokumen pesanan diselesaikan.

"Anda dapat mengandalkan kami, Anda akan mendapatkan kontrak pada musim panas," kata Pistorius, yang sejak awal menolak klaim bahwa angkatan bersenjata negara itu berantakan.

Ia selalu mengatakan, "Bundeswehr jauh dari kekacauan," tetapi langkahnya untuk memecat para petinggi di Kementerian Pertahanan menimbulkan keraguan akan pernyataannya itu.

Pada akhir Februari, lebih dari sebulan setelah menjabat, Pistorius mengatakan pada konferensi keamanan bahwa dia menyadari betapa "sangat rumit" kementerian pertahanan dengan struktur organisasinya yang membengkak.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya