Institut Virologi Wuhan/Net
Pejabat China menolak tudingan yang dilontarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut negaranya menyembunyikan data mengenai asal usul Covid-19.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan selama konferensi pers pada Sabtu (8/4), para ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) membantah keras tuduhan tersebut.
Menurut Kepala CDC, Shen Hongbing, pihaknya mengecam tuduhan tersebut yang digunakan sebagai alat politik untuk menyudutkan negaranya.
“Kami tidak menyembunyikan kasus, sampel atau hasil pengujian dan analisis apa pun. Ini tidak dapat ditoleransi oleh komunitas ilmiah Tiongkok dan tidak dapat diterima oleh komunitas ilmiah global," ujarnya, seperti dimuat
Japan Times.
Adapun kepala CDC itu mendesak kepada WHO untuk kembali ke jalannya, sebagai lembaga yang berbasis sains dan bersikap objektif, daripada mempolitiasasi masalah tersebut.
Pekan ini, WHO mengeluarkan pernyataan yang menyinggung Beijing terkait bukti baru yang muncul bahwa anjing rakun, yang diketahui mampu membawa dan menularkan virus yang mirip dengan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, berada di sebuah pasar di Wuhan ketika virus itu pertama kali terdeteksi.
Namun temuan itu terlambat atau tidak dibagikan oleh China, yang membuat pimpinan teknis respons virus corona WHO, Maria Van Kerkhove, dalam jurnal Science menyebut China menyembunyikan banyak informasi.
Menanggapi hal tersebut, Shen menyebut butuh waktu lama bagi China untuk membuat artikel dan temuan yang relevan, namun ia memastikan bahwa jika data tersebut sudah dipegang, mereka telah merilisnya secara tepat waktu.
Selain itu, Shen juga menyalahkan staf database atas muncul dan hilangnya urutan pada database online terkait Covid-19 di negaranya.
Mengakhiri konferensi pers itu, para ilmuwan China juga mendesak agar para ilmuwan internasional mencari asal-usul virus tersebut secara menyeluruh, di luar dari negaranya.