Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Hasan Basri Sagala/RMOL
Sampai saat ini polemik gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 masih saja berlanjut.
Merespons hal itu, Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Hasan Basri Sagala menilai polemik ini sebagai hal yang wajar.
Namun demikian, ia menyesalkan pernyataan mantan Presiden Jusuf Kalla (JK) yang cenderung memanaskan situasi terkait batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Hasan Basri menilai, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah adalah menjadi kewenangan penuh FIFA.
“Pembatalan itu murni keputusan FIFA, jadi bukan karena Presiden RI atau PSSI setelah mendapat tekanan sana sini,†ujar Hasan Basri di Jakarta, Minggu (9/4)
Dalam pandangan Hasan, penolakan kehadiran Timnas Israel adalah hal yang wajar dalam praktik demokrasi dan patut dihormati. Di sisi yang lain, pihak-pihak yang mendukung Timnas Israel berlaga di Indonesia tentu memiliki alasan rasional dengan pertimbangan politik, ekonomi, budaya dan banyak hal lainnya.
Ia berpendapat, perbedaan justru sebuah aspek yang positif dan konstruktif di alam negara demokrasi. Artinya, tidak ada yang menekan Presiden, tokoh atau kelompok-kelompok itu menyampaikan haknya untuk menyampaikan pendapat.
"Apakah menurut Pak JK semua kelompok itu tidak berhak bersuara? Pak JK seperti terkesan mengadu domba pihak-pihak yang tidak setuju kehadiran tim Israel dengan pemerintah atau kelompok pendukung,†ujar Hasan.
Hasan menambahkan, di tengah polemik soal pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20, semua pihak semestinya mengedepankan sikap kenegerawanan. Sikap ini menjunjung tinggi akan perbedaan pendapat atau pandangan sebagai bagian ikhtiar mengokohkan persatuan bangsa.
Ia mengurai, mereka yang menolak kehadiran Timnas Israel juga memiliki dasar kuat yakni berdasarkan fakta historis, konstitusi UUD‘45, Permenlu No 2/2019. Selain itu, alasan dukungan kemanusiaan terhadap kekerasan tentara pendudukan Israel, dan keadilan perlakuan oleh FIFA.
"Para pendukung Timnas Israel pun juga memiliki dalih yang tak kalah kuatnya. Semuanya legitimate sebagai alasan menolak atau mendukung,†tegasnya.