Berita

Ahmad Gaus dalam acara bedah buku karyanya yang berjudul "Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA soal Agama di Era Google", di Rumah Kearifan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta/Ist

Politik

Jalan Tengah Denny JA, Agama Adalah Warisan Kultural Milik Bersama

SENIN, 03 APRIL 2023 | 13:21 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Selama ini, sebagian besar masyarakat lebih banyak mendengar isu-isu keagamaan yang dinarasikan oleh para ulama, mubaligh, dan sarjana-sarjana Islam. Jarang sekali kita mempertimbangkan pandangan ilmuwan non-agama. Padahal pandangan mereka tidak kurang pentingnya karena menawarkan perspektif yang berbeda.

Begitu dikatakan Ahmad Gaus dalam acara bedah buku karyanya yang berjudul "Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA soal Agama di Era Google", di Rumah Kearifan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu (1/4).

“Pandangan para agamawan itu cenderung apologetik dan subjektif karena tujuannya dakwah. Sedangkan pandangan ilmuwan sosial seperti Denny JA itu objektif dan empirik karena didasarkan pada hasil riset kuantitatif,” ujar Gaus.

Dalam buku setebal 164 halaman itu, Gaus menguraikan pandangan Denny JA seputar pergeseran pemahaman agama di era Google. Ia merujuk data. Di negara yang indeks kebahagiaannya tinggi, umumnya level beragama masyarakatnya rendah.

"Negara yang paling mampu membuat warganya bahagia, sebagaimana diukur oleh World Happines Index, populasi di negara itu cenderung menganggap agama tak lagi penting dalam kehidupan mereka (diukur dari religiosity index)," katanya.

Fakta lainnya, sambungnya, di negara yang tingkat beragamanya tinggi, pemerintahannya cenderung korup. Banyak negara yang lebih dari 90 persen populasinya menyatakan agama sangat penting dalam hidupnya, justru tingkat korupsi pemerintahannya juga sangat tinggi.

"Ini data-data kuantitatif dari Denny JA yang penting kita perhatikan karena selama ini kita selalu mengklaim bahwa ketaatan pada agama secara otomatis berdampak baik pada kehidupan. Buktinya mana," tuturnya.

Ironisnya, masih kata Gaus, semua orang saat ini berbicara mengenai kebangkitan agama. Google mencatatkan bahwa kini hidup 4.300 agama yang berbeda. Ditunjukkan pula pertarungan kaum fanatik yang masing-masing mengklaim kebenaran mutlak agamanya sendiri.

"Ini menunjukkan kepicikan karena tidak ada sesuatu pun dari isu pokok masalah itu yang dapat diklarifikasi. Lebih gawat dari itu, konflik akibat klaim kebenaran mutlak itu sangat berbahaya bagi kelangsungan peradaban," tegasnya

Dia pun mengapresiasi pemikiran Denny JA yang menawarkan solusi jalan tengah. Alih-alih dipahami sebagai kebenaran mutlak yang rawan menimbulkan benturan, agama sebaiknya diterima sebagai warisan kekayaan kultural milik bersama umat manusia.

"Itu beberapa contoh data-data kuantitatif yang ditemukan Denny JA. Fakta-fakta itu menjadi hukum besi yang, perlahan tapi pasti, mendorong kita untuk menghormati dan menikmati agama yang kini jumlahnya 4.300 itu sebagai kekayaan kultural milik bersama," pungkasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya