Berita

(Kiri) Wakil Direktur Jenderal untuk Perlindungan Sipil Eropa dan Operasi Bantuan Kemanusiaan (ECHO), Michael A. Koehler, dan Duta Besar UE untuk Sudan Selatan, Timo Olkkonen/Radio Tamazuj

Dunia

Utusan UE Desak Sudan Selatan Percepat Konstitusi Baru Jelang Pemilihan

JUMAT, 31 MARET 2023 | 07:34 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Utusan Uni Eropa yang berkunjung ke Sudan Selatan pada Rabu (29/3), mendesak negara itu untuk segera menyusun konstitusi baru dan mengimplementasikan perjanjian damai jelang pemilu tahun depan.

Menurut Duta Besar UE untuk Sudan Selatan, Timo Olkkonen, desakan itu diserukan sebagai upaya agar pemilu dapat berjalan lancar di negara termuda itu.

“Kami menggarisbawahi keprihatinan kami tentang keterlambatan implementasi perjanjian damai. Untuk itu kami mendorong agar perbedaan pendapat yang ada di tingkat politik tidak akan menunda lebih jauh proses pembuatan konstitusi dan juga persiapan pemilu,” kata Timo, dimuat Radio Tamazuj, Kamis (30/3).

Wakil Direktur Jenderal untuk Perlindungan Sipil Eropa dan Operasi Bantuan Kemanusiaan (ECHO), Michael A. Koehler, menekankan, lancarnya proses pemilu dan kondusifnya situasi negara akan dapat membantu Sudan Selatan mendapatkan dana dari donor internasional.

"Setiap langkah yang dapat dimulai dengan perdamaian dan memastikan bahwa keamanan negara telah baik akan dapat mendorong donor internasional untuk masuk ke sini,” katanya.

“Sebaliknya, jika situasinya semakin buruk dan bangsa ini jatuh kembali ke dalam perang dan konflik, tentu sangat sulit untuk memotivasi donor baru untuk datang dan memberikan dana untuk kepentingan rakyat,” tambah Koehler.

Utusan utama itu melakukan konferensi pers setelah menyelesaikan kunjungan dua hari pada 27-29 Maret. Kunjungan itu untuk bertemu pemimpin politik, sekaligus berkunjung ke tempat pengungsi internal di kota Bentiu untuk melihat situasi kemanusiaannya.

Berdasarkan badan PBB, diperkirakan sebanyak 9,4 juta orang, atau sekitar 76 persen populasi di Sudan Selatan, membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat atau perlindungan pada 2023, yang membuat UE kemudian mendesak Sudan Selatan untuk segera menunjukkan kemajuannya, agar bantuan internasional dapat membantu negara itu bertahan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya