Berita

Diskusi Kemahasiswaan mengusung tema "Eksistensi Mahasiswa Sebagai Sentrum Gerakan Intelektual di Kota Pelajar", Yogyakarta, Senin (20/3)/RMOL

Nusantara

Diskusi IKPMDI Soroti Berkurangnya Kepekaan Mahasiswa atas Kondisi Sosial

SELASA, 21 MARET 2023 | 16:05 WIB | LAPORAN: BUDI SIREGAR

Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Indonesia (IKPMDI) menggelar Diskusi Kemahasiswaan, dengan tema "Eksistensi Mahasiswa Sebagai Sentrum Gerakan Intelektual di Kota Pelajar" di BL Coffe Jalan Balirejo, Muja Muju, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (20/3).

Koordinator Kegiatan Diskusi yang juga Ketua IKPMDI, Asrizal menjelaskan, diskusi ini dihadiri sebanyak 35 perwakilan mahasiswa asal daerah seluruh Indonesia.

"Kegiatan diskusi ini dilaksanakan sebagai wadah perekat persatuan antarmahasiswa seluruh daerah Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Kegiatan ini dilaksanakan dengan ide mahasiswa IKPMDI, sebagai organisasi mahasiswa berada di wilayah Yogyakarta," jelas Asrizal kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/3).

Diskusi menampilkan pembicara antara lain, Giovany Krey dan Tan Hamzah. Diskusi berlangsung seru karena para peserta aktif bertanya kepada pembicara. Selain itu terjadi diskusi positif antarsesama peserta.
 
Giovany Krey mengatakan, Yogyakarta sebagai kota pelajar dipenuhi mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Papua, bahkan mahasiswa dari luar negeri sekalipun.

"Namun secara eksistensi, mahasiswa keseluruhan di kota pelajar ini belum memproyeksikan mahasiswa seutuhnya secara makna. Masih banyak mahasiswa yang tidak memiliki kepedulian terhadap sosial sekitarnya," kata Giovany mengkritisi kondisi mahasiswa Yogya saat ini.

Selain itu, kata Giovany, banyak mahasiswa yang lupa akan tanggung jawab sebagai personal yang harus meneruskan tanggung jawab intelektualnya.

"Forum-forum diskusi kecil seperti ini perlu dipertahankan untuk merawat kewarasan kami sebagai sejatinya mahasiswa. Juga untuk mempertahankan kondusifitas kota pelajar yang kini telah bergeser secara makna menjadi kota pariwisata," jelas Giovany.

Giovany mengingatkan dan berharap mahasiswa terutama mahasiswa perantau harus ingat tugas dan kewajiban utamanya yakni benar-benar menuntut ilmu.

"Mahasiswa yang ada di Yogya juga diharapkan mampu mempertahankan stigma Yogyakarta sebagai kota pelajar," kata dia.

Sementara itu, Tan Hamzah, menyoroti peran mahasiswa Yogyakarta dalam sentrum gerakan intelektual.

"Adapun Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, dengan ratusan bahkan ribuan fasilitas untuk mengakses ilmu pengetahuan, yang meliputi universitas, perpustakaan, sanggar, organisasi, sampai warung kopi," jelas Tan Hamzah.

Namun, kata Tan Hamzah, label atau klaim Yogyakarta sebagai kota pelajar patut diuji pada saat ini. Sebab pada masa kini, semua orang sudah bisa mengakses ilmu pengetahuan nonformal (bukan sekolah), dengan adanya internet.

"Hampir semua orang bisa belajar apa saja yang dia inginkan tanpa harus berpindah tempat," ujar dia.

Selain itu, Tan Hamzah mengatakan, mahasiswa sejak era orde baru hingga reformasi dikenal sebagai Agent of Change dan Agent of Control.

"Era kejayaan mahasiswa yang dinilai kritis dan berani itu menjadi beban moral bagi siapa pun yang menyandang status mahasiswa hari ini," kata Tan Hamzah.

Tan Hamzah menyebut, mahasiswa merupakan representasi dari gerakan rakyat. Namun untuk menyatukan gerakan mahasiswa, terutama di Yogyakarta, ada banyak variabel yang harus diperhatikan.

Di antaranya yaitu heterogenitas organisasi yang mempunyai basis massa terkadang sulit untuk saling bertemu. Misalnya ada banyak organisasi ekstra kampus, BEM, organisasi kedaerahan, serta mahasiswa nonorganisasi.

"Namun satu hal yang harus paling penting adalah sebagai mahasiswa terpelajar, maka seorang mahasiswa harus mampu menyelesaikan tanggung jawab utama sebagai mahasiswa," pungkas Tan Hamzah.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya