Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pelaku Serangan Racun di Sekolah Iran Diduga dari Kelompok Oposisi MEK

MINGGU, 12 MARET 2023 | 08:13 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebanyak lebih dari 100 orang telah ditangkap di Iran terkait kasus keracunan yang menargetkan siswi di banyak kota di seluruh negeri. Mereka diduga terkait dengan kelompok oposisi Iran.

Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu (11/3) mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi, menangkap, dan menyelidiki lebih dari 100 orang di Teheran, Qom, Zanjan, Khuzestan, Hamedan, Fars, Gilan, Azerbaijan Barat, Azerbaijan Timur, dan Razavi Khorasan.

Hasil penyelidikan awal menyebut, penangkapan dilakukan pada orang-orang yang berniat menutup sekolah dengan menggunakan racun zat berbau dan tidak berbahaya.

Mereka yang ditahan dinilai memiliki motif bermusuhan dan bertujuan menanamkan teror. Mereka juga kemungkinan berhubungan dengan Organisasi Mujahidin e Khalf (MEK), kelompok oposisi Iran yang berbasis di Albania.

Dikutip dari Anadolu Agency, setidaknya 1.200 siswi telah dirawat di rumah sakit di beberapa kota Iran dalam beberapa bulan terakhir setelah mereka mengeluhkan gejala terkait keracunan yang parah. Beberapa laporan menyebutkan angka rawat inap lebih tinggi.

Presiden Ebrahim Raisi telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi untuk menyelidiki serangan keracunan tersebut.

Kasus pertama keracunan ini dilaporkan pada bulan November di kota Qom di Iran tengah, ketika 18 siswi dirawat di rumah sakit setelah mengeluhkan gejala seperti mual, sakit kepala, masalah pernapasan, batuk, dan nyeri.

Dari Qom, gelombang keracunan misterius itu menyebar ke kota-kota lain di minggu-minggu berikutnya, termasuk ibu kota Teheran, memicu keterkejutan dan kemarahan.

Dalam laporan awal yang dirilis pekan lalu, Kementerian Dalam Negeri mengatakan tidak ditemukan zat beracun dalam sampel yang diambil dari siswa yang terkena keracunan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya