Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama/Repro
Kebakaran Depo Plumpang, Koja, Jakarta Utara beberapa waktu lalu wujud kegagalan Komisaris Utama PT Pertamina Persero, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
Terlebih di era Nicke, Pertamina sudah mengalami tiga tragedi kebakaran, dan jika dihitung sejak tahun 2009 sudah terjadi sebanyak enam kali.
“Enam kali kebakaran depo dan atau atau kilang. Berarti, baik Komut (Ahok) dan Dirut (Nicke) tak becus dalam mengelolah Pertamina,†ujar Direktur Political and Public Policy Studies(P3S), Jerry Massie kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/3).
Soal tragedi kebakaran depo Plumpang, Jerry menilai masyarakat sekitar yang menduduki wilayah pemukiman Tanah Merah tidak bisa disalahkan. Kebakaran yang menewaskan sekitar 19 orang itu murni kesalahan Pertamina.
“Pengelolaan yang semrawut dan kurangnya
controlling dari Pertamina menjadi penyebab Depo Plumpang terbakar,†tuturnya.
Maka dari itu, Jerry memandang persoalan yang muncul di Pertamina tidak bisa diarahkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta, khususnya terkait pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh warga Tanah Merah.
“Bagi saya hindari gaya lempar batu sembunyi tangan. Ini saya lihat ada politik cuci tangan,†demikian Jerry.
Catatan Jerry, kebakaran depo dan kilang minyak Pertamina tercatat sudah terjadi sebanyak 6 kali, yakni kebakaran depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, pada 18 Januari 2009; Depo Pertamina Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Januari 2010.
Lalu kebakaran depo Pertamina di Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat pada 14 Mei 2014; Kilang Minyak Unit IV Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, pada 16 November 2021; Kilang Minyak RU VI di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021; dan depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, pada 3 Maret 2023.