Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/RMOL
Sikap politik Prabowo Subianto yang memberikan nuansa politik damai saat bertemu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh akan memunculkan simpati masyarakat Indonesia.
Demikian pandangan Direktur Eksekutif 2Indos Arfino Bijuangsa yang mengapresiasi pertemuan Prabowo dan Paloh akhir pekan lalu.
Menurut Arfino, psikologi politik masyarakat Indonesia yang selalu bersimpati terhadap tokoh yang bisa memberikan rasa aman, damai dan belas kasih.
"Jika Prabowo bisa menunjukkan nuansa damai dan selalu bisa memberikan rasa kesejukan dalam berpolitiknya, bisa-bisa terpilih jadi Presiden Indonesia," kata Arfino.
Dikatakan Arfino, tingkatan tertinggi dalam hal keterpilihan oleh masyarakat adalah simpati, rasa iba dan belas kasih. Artinya, jika citra seorang tokoh sudah sampai ke level rasa iba di tengah-tengah masyarakat maka dapat dipastikan tokoh tersebut tidak bisa dihentikan.
Pria yang karib disapa Fino itu mencontohkan bagaimana citra yang lahir dari SBY ketika maju menjadi presiden di tahun 2004. Kala itu, rasa simpati yang muncul kepada SBY karena dipecat jadi menteri di era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Contoh lain, diungkapkan Fino, Jokowi yang terpilih sebagai Presiden muncul sebagai sosok citra wong cilik, dekat dengan rakyat, lahir dari bawah atau rakyat. Saat itu Jokowi identik dengan blusukan hingga masuk gorong-gorong.
Terkait dengan Prabowo, Fino menganalisa faktor kegagalan memenangkan pemilihan presiden (pilpres) ditambah dengan sikap ksatria dan negarawan sejati Prabowo, masyarakat akan semakin simpatik.
"Dengan politik damai Prabowo, ini bisa menjadikan tokoh publik yang dicintai rakyat," katanya.