Pengamat politik Iwel Sastra/RMOL
Secara politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dipandang tidak akan ada dalam titik yang sama dalam mengusung calon presiden (capres) tahun 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan pengamat politik Iwel Sastra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (5/3).
Menurut Iwel, ada tiga alasan kenapa Surya Paloh dan Prabowo tidak akan sama dalam mengusung capres. Pertama, sejak awal Gerindra dan Nasdem berdiri belum pernah terjadi koalisi diantara kedua partai mengusung calon presiden secara bersama. Bahkan, pada pilpres 2014 dan 2019 kedua partai ini berada pada posisi yang berseberangan.
Kedua, walaupun kemudian pasca Pilpres 2019 Gerindra bergabung dengan pemerintahan Jokowi namun
chemistry diantara kedua partai ini tidak terbangun.
"Karena mereka bertemu dalam koalisi ini adalah karena faktor kepentingan politik Jokowi yang ingin memperkuat barisan partai pendukung pemerintah," jelas Direktur Mahara Leadership ini.
Faktor ketiga, jelas Iwel, Nasdem mengusung Anies Baswedan. Ia melihat, sangat mustahil Prabowo ikut bergabung untuk mendukung Anies. Selain masih ingin maju sebagai capres, diduga Prabowo kecewa dengan keputusan Anies yang akhirnya muncul sebagai capres.
Iwel mengatakan, Prabowo melalui Gerindra ikut memiliki peran yang besar bagi Anies untuk bisa maju pada Pilgub DKI tahun 2017 silam.
"Tentu harapannya pada pilpres 2024 nanti Anies ikut mendukung Prabowo maju kembali dalam ajang pilpres. Bukan malah menjadi pesaingnya," pungkas Iwel.