Presiden Kolombia Gustavo Petro mengkritik keputusan pemerintah El Salvador yang membuat sebuah penjara raksasa dan memindahkan ribuan narapidana geng kriminal ke sana.
Berbicara dalam sebuah forum di universitas pada Rabu (1/3), Petro menilai penjara raksasa tersebut tidak lain merupakan kamp konsentrasi.
“Di media sosial, Anda bisa melihat kamp konsentrasi di El Salvador penuh dengan anak muda, ribuan di penjara. Itu membuat orang merinding,†kata Petro, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Petro juga ikut mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh Bukele, meski itu dilakukan demi mengurangi tingkat pembunuhan dan kejahatan geng.
“Presiden El Salvador bangga karena dia mengurangi tingkat pembunuhan. Kami juga berhasil mengurangi tingkat pembunuhan dan kekerasan, tapi bukan dari penjara (melainkan) dari sekolah dan universitas,†sindirnya.
Beberapa waktu lalu, Presiden El Salvador Nayib Bukele telah membagikan video rekaman di dalam penjara besar di Tecoluca. Video menunjukkan ribuan pria bertato berjalan dengan dipaksa membungkuk tanpa menggunkaan alas kaki.
Video itu lantas mendapatkan kritikan yang meluas lantaran terlihat seperti sebuah kamp. Namun, Bukele membanggakan diri dengan menyebut langkah tersebut dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat.
“Ini akan menjadi rumah baru mereka (para tahanan), tempat mereka akan tinggal selama beberapa dekade, semuanya bercampur, tidak dapat lagi merugikan penduduk,†tulis Bukele di Twitter.
Penjara yang disebut Pusat Pengurungan Terorisme itu dibangun untuk menampung 40 ribu tahanan, yang saat ini terisi oleh 2.000 orang, sebagai upaya Bukele untuk memberantas kelompok geng.
Namun penahanan yang sewenang-wenang diwarnai kekerasan di dalamnya. Akibatnya, kelompok HAM mengeluarkan kecaman kepada aparat keamanan dan pemerintah El Salvador.