Berita

Dubes Riadh Dridi di kantornya, Rabu (2/3).

Dunia

Dubes Tunisia: Justru untuk Melindungi, Pernyataan Presiden Saied tentang Imigran Ilegal telah Dimanipulasi

KAMIS, 02 MARET 2023 | 12:57 WIB

Pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab secara sengaja memanipulasi dan mendistorsi pernyataan Presiden Republik Tunisia Kais Saied mengenai imigran ilegal. Pernyataan yang disampaikan Presiden Saied dipotong sedemikian rupa sehingga Tunisia tampak menjadi negara yang anti imigran dan bahkan anti Afrika serta tidak menghormati HAM imigran yang datang ke negara itu.

Padahal, sebaliknya. Justru Tunisia merasa bertanggung jawab pada HAM dan keselamatan imigran di negara itu. Adapun pernyataan mengenai imigran ilegal dimaksudkan agar setiap imigran yang datang ke Tunisia memiliki kejelasan status.

Duta Besar Tunisia Riadh Dridi kepada Kantor Berita Politik RMOL menjelaskan bahwa pernyataan Presiden Saied disampaikan justru untuk memberikan perlindungan HAM dan kepastian status kepada imigran ilegal yang datang ke Tunisia, baik untuk mencari kehidupan yang lebih layak, maupun untuk sekadar transit menuju ke negara tujuan mereka.

“Dalam menghadapi persoalan imigran ilegal, setiap negara memiliki hak untuk mengambil tindakan (measure) tertentu. Ini adalah fenomena internasional. Dan ini berdampak pada keamanan nasional,” ujar Dubes Dridi ketika ditemui CEO RMOL Network, Teguh Santosa, di kantornya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/3).

“Banyak saudara kami yang berasal dari negara-negara Afrika yang datang ke Tunisia dengan legal, mereka menetap untuk belajar atau untuk berusaha. Kami tidak punya masalah dengan mereka. Yang menjadi masalah adalah imigran ilegal,” kata dia lagi.

Pemerintah Tunisia meminta imigran ilegal untuk mendatangi kantor perwakilan negara masing-masing, baik kedutaan maupun konsulat, untuk melaporkan kehadiran di Tunisia beserta maksud dan tujuan mereka. Dengan demikian, kehadiran mereka di Tunisia menjadi jelas dan tidak menjadi ancaman bagi keamanan nasional Tunisia.

“Pernyataan Presiden kami telah dicabut dari konteksnya. Intinya, ini adalah tentang menangani imigran ilegal, dimana setiap negara memiliki hak untuk melakukan tindakan tertentu. Ini bukan kampanye untuk melawan saudara-saudara Afika kami. Justru tindakan yang akan diambil pemerintah Tunisia untuk melindungi keamanan dan kehormatan mereka,” katanya lagi.

Dubes Dridi menambahkan, tidak ada seorang pun yang dapat mengabaikan keafrikaan Tunisia. Bahkan, sambungnya, Afrika adalah nama lama yang dimiliki Tunisia.

Di masa silam, Tunisia merupakan pusat dari peradaban kuno Kartago. Di tahun 146 SM Kartago ditaklukkan Romawi dan sejak saat itu bangsa-bangsa Arab kuno menyebutnya Afrikiye.  

Dubes Dridi juga menyatakan, pihaknya kaget dengan kecaman yang juga disampaikan Uni Afrika. Semestinya, Uni Afrika memahami maksud dari pernyataan Presiden Saied dan tidak memotong pernyataan itu sehingga Tunisia tampak sebagai negara yang tidak bertanggung jawab dan tidak melindungi HAM imigran.

“Kementerian Luar Negeri Tunisia menilai, pernyataan Uni Afrika itu bias dan didasarkan pada kesalahpahaman atas posisi Tunisia yang sebenarnya,” sambung Dubes Dridi.

Pada bagian akhir dia berharap agar stigmatisasi dan generalisasi buruk mengenai Tunisia ini dapat dihentikan. Bagaimanapun juga, Tunisia adalah negara yang dibangun di atas keberagaman budaya dan peradaban. Sama sekali tidak pernah terjadi insiden kesewenang-wenangan terhadap orang-orang yang datang ke negara itu.

“Diskriminasi tidak pernah menjadi hal yang dipraktikkan di Tunisia,” demikian Dubes Dridi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya