Zainuddin Amali, Erick Thohir, dan Ratu Tisha Destria/Net
Terpilihnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI dikhawatirkan memunculkan konflik kepentingan, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, yang terpilih sebagai wakil ketua umum.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo, Efriza, memandang rangkap jabatan Erick Thohir dan Zainudin Amali seharusnya disikapi bijaksana oleh keduanya, yakni mundur dari jabatan menteri, untuk menghindari konflik kepentingan.
“Agar pengawasan dan sinergi antara Menpora dan PSSI bersifat transparan, tidak terjadi persekutuan tertutup, karena Menpora dan Ketum PSSI sama-sama menjabat sebagai menteri,†urai Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/2).
Efriza juga mendengar niatan Zainudin Amali mundur dari jabatan Menpora, dia mengapresiasi. Sementara sikap acuh tak acuh justru tampak dari Erick Thohir, yang sama sekali belum terdengar niatan mundur dari jabatan Menteri BUMN.
“Kita patut apresiasi rencana mundur Menpora. Alasannya juga tepat, tidak etis secara moral dan khawatir tidak fokus, menghindari konflik kepentingan, dan memungkinkan terabaikannya Cabor lain, karena ia bagian dari PSSI,†ucapnya.
"Seharusnya itu juga dilakukan Erick Thohir, untuk membuktikan nyali dan janjinya fokus membenahi sepakbola Indonesia,†tegas Efriza.
Pengamat politik dari Citra Institute itu memandang, seharusnya Presiden Joko Widodo langsung merespon kegaduhan rangkap jabatan Erick Thohir dan Zainudin Amali dengan cepat. Bentuk kebijakannya, lakukan pergantian menteri atau resafel.
“Harusnya langsung resafel, tidak sebatas mengganti Menpora,†pungkas Efriza.