Berita

Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal/Net

Politik

Duet Prabowo-Ganjar Paling Dipilih, Anies Beri Efek Ekor Jas Ke Nasdem dan Demokrat

JUMAT, 24 FEBRUARI 2023 | 00:41 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Trust Indonesia menyimpulkan duet pasangan Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo jadi pilihan tertinggi responden dalam hasil survei yang digelar pada 28 Januari hingga 6 Februari 2023.

Temuan itu, menurut survei Trust yang melibatkan 2.200 responden dengan tingkat kesalahan sebesar 2,09 persen tersebut, didapat dari sejumlah format simulasi yang disusun dan diberikan kepada responden atau pemilih.

"Dari simulasi 3 pasangan capres-cawapres, duet Prabowo-Ganjar ini menjadi pilihan terbanyak responden, dengan jumlah 37,4 persen. Duet ini bahkan mampu mengalahkan pasangan Anies-AHY yang mampu mendapatkan pilihan sebesar 33,6 persen," kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal dalam keterangan tertulis, Kamis (23/2).

Meski demikian, Azhari mengingatkan duet pasangan ini masih sangat bergantung pada dinamika politik yang akan terjadi ke depan. Dia menegaskan, ketiga nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih memiliki kans yang sama besar untuk menjadi Calon Presiden.

Azhari juga berpandangan duet Prabowo-Ganjar akan menjawab keraguan dan kebuntuan terhadap ketidakjelasan nasib Ganjar Pranowo yang belum memiliki tiket dari partai politik atau koalisi politik manapun.

Terlebih, dalam beberapa waktu terakhir, PDIP tampak semakin menunjukkan sinyalemen untuk tidak mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden.

"Desain duet Prabowo-Ganjar ini kami simulasikan karena Anies sudah dicalonkan secara resmi Koalisi Perubahan sebagai capres. Jadi tertutup kemungkinan menduetkan Prabowo-Anies ataupun Ganjar-Anies," kata Azhari.

Menariknya, mayoritas responden mengaku sudah mantap menetapkan pilihan terhadap calon presiden, dengan angka sebesar 61,7 persen. Sehingga dengan demikian, mereka akan sulit mengubah pilihan capres yang sudah ditetapkan sejak jauh-jauh hari itu.

"Dalam pengalaman, susah memang mengubah kecenderungan pilihan pemilih Indonesia terhadap figur capres. Sebab yang bermain pada akhirnya faktor kecenderungan like or dislike. Sedikit sekali pemilih yang mempertimbangkan aspek gagasan dan tawaran program yang diajukan oleh seorang Capres," kata dia.
 
Hasil survei Trust juga mendapatkan temuan soal efek ekor jas (coat tail effect) yang hanya menguntungkan dua partai yang sejauh ini sudah menyatakan dukungannya terhadap satu calon presiden (capres).

Pertama, jika melihat tren elektabilitas, efek ekor jas berhasil mengerek suara partai Nasdem sebesar 3,4 persen. Kedua, dalam hal yang sama, efek ekor jas juga berhasil menaikkan suara partai Demokrat sebanyak 0,1 persen.

Perbedaan dampak hasil efek ekor jas tersebut, menurut Azhari, erat kaitannya dengan massifnya manuver kampanye Partai Nasdem dalam mendukung pencapresan Anies Baswedan.

"Sejauh ini, baru Nasdem dan Demokrat yang mendeklarasikan dukungan, maka hanya kedua partai tersebut yang mendapat keuntungan tersebut. Meskipun coat tail effect-nya juga berbeda karena cuma Nasdem yang habis-habisan 'menjual' Anies sebagai Capres," kata Azhari.

Hanya saja, meski belum mendapat efek ekor jas, PDIP masih bertengger sebagai partai politik pemilik elektabilitas tertinggi yakni sebesar 20,3 persen.

Disusul secara berturut-turut, Gerindra 13,6 persen, Golkar 9,0 persen, Nasdem 7,3 persen, dan PKS sebesar 7,2 persen.

"Trust berpendapat tingginya elektabilitas disebabkan oleh faktor keberadaan pemilih tradisional yang dominan pada partai tersebut," demikian Azhari.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

Pimpinan DPRD hingga Ketua Gerindra Sampang Masuk Daftar 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Selasa, 16 Juli 2024 | 19:56

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

UPDATE

LKPP Dorong UMKK di NTT Masuki Pasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:07

Dubes Terpilih AS Kamala Lakhdhir Ngaku Senang Ditugaskan di Indonesia

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:06

Sofyan Tan: Hindari Pinjol dan Judi Online dengan 4 Pilar Kebangsaan

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:00

Iklan Judi Online Racuni Masyarakat, Ini Langkah Konkret Kominfo

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:53

Ikut Sekolah Pemimpin Perubahan, Gus Nung Makin Pede Tarung di Jepara

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:52

Nasfryzal Carlo Ingin Fokus Perkuat Kearifan Lokal

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:35

Bawaslu Berhasil Raih WTP Kesembilan Kali dari BPK

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:27

PAN Tak Ambil Pusing Soal Tarik-Menarik RK di Jakarta atau Jabar

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:08

PPATK: 1.160 Anak di Bawah 11 Tahun Main Judi Online

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:07

Jajaki Dukungan PKB di Pilkada Medan, Prof Ridha Temani Cak Imin Jalan Sore di Berastagi

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:01

Selengkapnya