Berita

Gautam Adani dan proyek Dharavi/Net

Dahlan Iskan

Bahagia Sejahtera

RABU, 22 FEBRUARI 2023 | 05:16 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

DOA saya untuk Gautam Adani. Khususnya di proyek Dharavi. Semoga konglomerat India itu bisa meneruskan proyek tersebut: membangun daerah terkumuh terbesar di India. Bahkan di Asia.

Dharavi artinya Dewa Parwati. Begitu banyak gadis India dengan nama depan Dharavi. Tapi kampung Dharavi di tengah kota Mumbai ini jauh dari gambaran ratusan gadis telentang dicat hijau. Di seluruh Dharavi, yang ada, ratusan ribu rumah kumuh. Banyak yang tidak dicat. Inilah kampung termiskin di sana.

Oktober depan Grup Adani akan mulai merombak Dharavi. Kalau jadi. Secara bertahap. Penduduk kampung seluas hanya 200 hektare ini hampir 1 juta jiwa. Terpadat di dunia. Termiskin pula.


Waktu Covid melanda India, di sinilah penularan tertinggi terjadi.

Sudah sejak 1997 pemerintah merencanakan itu. Selalu gagal. Tidak ada investor yang berminat. Biaya terlalu besar. Persoalan sosialnya terlalu ruwet.

Tapi pemerintah terlalu malu memiliki kampung dengan gelar serba "ter" tersebut. Apalagi ekonomi India lagi bagus-bagusnya. Mumbai sendiri sudah berkembang jadi kota metropolitan yang modern. Kok di tengahnya ada Dharavi yang tidak dicat. Itu ibarat ada tahi burung di dekat pusar gadis telentang.

Yang pernah berusaha membangun Dharavi dan gagal termasuk perusahaan raksasa dari berbagai negara: Lehman Brothers Amerika, Dubai Development, Capital Land Singapura.

Tahun lalu dilaksanakan tender lagi. Tiga perusahaan mendaftar. Satu tidak memenuhi syarat teknis. Satunya lagi menawar sangat murah. Adani yang menang. Adani berani dengan investasi dua kali lipat dari yang kalah.

Kalau Adani sudah berhasil financial closing, Oktober depan bisa groundbreaking.

Kenapa Oktober?

Juli-Agustus-September tidak boleh ada penggusuran. Itu bulan-bulan rawan: monsoon. Musim hujan dan banjir. Orang miskin paling menderita di musim monsoon.

Mungkinkah proyek ini batal lagi? Akibat guncangan keras jatuhnya harga saham di grup Adani, kehilangan kekayaan hampir Rp 2.000 triliun dalam tiga minggu terakhir?

Kelihatannya Adani juga masih akan mengandalkan pendanaan dari bank pemerintah: Bank of Baroda. Inilah bank terbesar kedua di India, setelah Bank of India.

Kantor Pusat bank ini di sebuah kabupaten. Di provinsi nun jauh: Gujarat. Di Kabupaten Adodara.

Bank of Baroda tergolong bank tua. Umurnya sudah 114 tahun. Perputaran uangnya lebih dari Rp 3.000 triliun.

Operasinya di luar negeri lebih dari 100 cabang. Itu menandakan Gujarat memang provinsi yang perekonomiannya maju. Perdana Menteri Narendra Modi orang Gujarat. Gautam Adani orang Gujarat. Mahatma Gandhi orang Gujarat.

Pimpinan Bank of Baroda, orang Gujarat, sudah mengindikasikan akan tetap menyalurkan kredit ke Grup Adani. Khusus untuk proyek Dharavi. "Kami tidak terlalu pusing dengan naik turunnya harga saham. Kami melihatnya per proyek," ujar pimpinan bank tersebut seperti dilansir Times of India, Jumat lalu.

Berarti Dharavi akan jalan. Inspirasi pembangunan daerah kumuh Dharavi ini datang dari Hong Kong. Tahun 1980 lalu masih ada daerah kumuh di metropolitan Hong Kong. Namanya Taihang ( 大坑). Yakni kawasan utara pulau Hong Kong.

Dekat Causeway Bay yang terkenal itu.

Sejak Taihang dibangun tidak ada lagi kawasan kumuh di Hong Kong.

Ketika pemerintah India akan membangun Dharavi, 1997, biayanya baru sekitar Rp 100 triliun. Penundaan proyek ini berakibat biayanya naik. Terakhir sudah mencapai Rp 200 triliun.

Saya pernah ke Dharavi. Lebih tepatnya melihat Dharavi. Dari atas jalan layang. Sebelum pandemi. Saya sengaja berhenti di atas jalan layang itu: melihat sebagian Dharavi dari atas. Terlihat jelas rumah kumuh yang luar biasa. Saya lihat juga kolam pencucian pakaian yang membuat bulu roma bergidik.

Saya juga pernah masuk-masuk ke perumahan kumuh di Tanah Tinggi Jakarta. Kurang lebih serupa. Tapi Tanah Tinggi tidak seluas Dharavi. Tidak bisa ditonton dari atas jembatan layang.

Begitu luasnya Dharavi, sampai-sampai proyek ini baru akan selesai dalam 17 tahun. Tentu saat itu nanti kota Mumbai menjadi kota besar pertama bebas kawasan kumuh di India.

Begitu terkenal kekumuhan dan kemiskinan Dharavi sampai banyak film dibuat di lokasi ini. Puluhan film. Salah satunya sangat terkenal. Anda pasti pernah menontonnya: Slumdog Millionaire (2008).

Adani memang belum terlihat bisa keluar dari kesulitan. Tapi doa orang miskin di Dharavi mungkin bisa membantunya. Mereka nanti tidak akan digusur. Mereka tetap mendapat rumah di gedung-gedung tinggi yang baru. Seperti di Taihang.

Memang sudah ada suara yang menolak: para perajin gerabah. Mereka tidak akan bisa lagi membuat gerabah di rumah susun. Padahal itulah usaha mereka.

Keberatan lainnya: mereka sudah telanjur merasa bahagia di kampung kumuh itu. Di situ, rasa kekeluargaan mereka sangat tinggi. Angka kejahatan sangat rendah. Toleransi sangat baik: 30 persen Islam, 65 persen Hindu. Tidak ada konflik agama seperti di banyak wilayah lain India.

Mereka pilih hidup rukun dan bahagia di kampung lama. Pemerintah kelihatannya pilih membuat mereka enak dipandang mata.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya