Berita

Dunia

Tolak Tudingan akan Kirim Senjata untuk Moskow, Beijing: China Tidak Seperti AS

SELASA, 21 FEBRUARI 2023 | 08:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tudingan Washington bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan persenjataan kepada Moskow di tengah konflik Ukraina mendapat tanggapan dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

Dalam pernyataannya pada Senin (20/2), Wang menyebut bahwa China berbeda dengan Amerika Serikat, dan bahwasannya AS tidak dalam posisi untuk memberi tahu China apa yang harus dilakukan.

“AS, bukan China, yang telah menuangkan senjata ke medan perang,” kata Wang, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (21/2).

Dia menambahkan bahwa, tidak seperti Washington, Beijing justru telah mendukung pembicaraan untuk perdamaian sejak awal konflik Ukraina.

“Masyarakat internasional menyadari sepenuhnya siapa yang menyerukan dialog dan memperjuangkan perdamaian, dan siapa yang mengobarkan api dan mengobarkan konfrontasi," kata Wang.

"Kami mendesak pihak AS untuk secara serius merenungkan peran yang telah dimainkannya, melakukan sesuatu untuk benar-benar membantu meredakan situasi dan mempromosikan pembicaraan damai, dan berhenti membelokkan kesalahan dan menyebarkan disinformasi," ujarnya.

Sebelumnya pada Minggu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim dalam sebuah wawancara dengan CBS bahwa Washington memiliki informasi bahwa China mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan ke Rusia.

Dalam wawancara tersebut Blinken menekankan bahwa keputusan seperti itu akan memiliki konsekuensi serius bagi hubungan Washington dengan Beijing.

Pernyataan Blinken diikuti oleh komentar dari utusan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, yang mengatakan kepada CNN bahwa jika China mengirim senjata ke Rusia maka Washington akan menganggap itu sebagai "garis merah".

AS, sementara itu, telah mengirimkan bantuan militer senilai miliaran dolar ke Kiev, termasuk tank tempur utama.

Wang menambahkan pada Senin bahwa Beijing berpegang teguh pada prinsipnya dan berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai dalam peran konstruktif.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya