Berita

Tim pencarian dan penyelamatan Israel selama operasi di Kahramanmaras, Turki/Net

Dunia

Terkendala Keamanan, Tim Penyelamat dari Israel Hentikan Misi dan Segera Tinggalkan Turki

SENIN, 13 FEBRUARI 2023 | 15:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tim bantuan Israel yang dikerahkan untuk Turki terpaksa harus segera kembali ke negaranya di tengah misi penyelamatan.

Dalam cuitannya di Twitter pada Minggu (12/2), Kelompok United Hatzalah mengatakan ia harus menangguhkan operasi penyelamatan gempa di Turki yang telah berjalan selama enam hari setelah ada ancaman yang terarah kepada para kru.

“Kami tahu bahwa ada risiko tertentu dalam mengirim tim kami ke wilayah Turki ini, yang dekat dengan perbatasan Suriah,” kata wakil presiden operasional kelompok itu, Dov Maisel, dalam unggahan sebuah foto yang menampilkan timnya tengah menyelamatkan seseorang dari puing-puing di  Kahramanmaras, seperti dikutip dari NDTV.

Kru awalnya dijadwalkan untuk kembali setelah 10 hari. Itu sudah direncanakan untuk kembali sedikit lebih awal, tetapi memutuskan untuk kembali lebih awal  lagi karena  adanya ancaman konkret.

Kelompok ini mengirim sekitar 40 sukarelawan ejak hari pertama gempa, sebagian besar terdiri dari profesional medis, yang membantu upaya penyelamatan di Turki selatan, khususnya di KahramanmaraÅŸ, salah satu kota yang paling parah dilanda gempa minggu lalu.

Maisel mengatakan timnya telah menyelamatkan 15 orang sejak tiba di hari pertama. Hingga saat ini, korban tewas resmi mencapai lebih dari 33.000 dan diperkirakan akan meningkat.

"Sayangnya, kami baru saja menerima intelijen tentang ancaman nyata dan langsung terhadap delegasi Israel dan kami harus mengutamakan keamanan personel kami," kata Maisel.  

Ia mengatakan, ada ancaman terhadap berbagai delegasi internasional untuk menculik orang dan meminta uang tebusan. Bukan hanya tim bantuan dari Israel saja yang memilih menyudahi misinya, tetapi juga tim dari beberapa negara lain.

Kelompok bantuan Israel kedua, IsraAID, terus beroperasi di Turki.

Tim penyelamat dari Austria dan Jerman sebelumnya telah menangguhkan sementara pekerjaan mereka di Turki, dengan alasan risiko keamanan dan bentrokan antara kelompok tak dikenal.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

Presiden Prabowo Puji Mentan Amran atas Pengendalian Pertanian yang Sangat Baik

Senin, 03 Februari 2025 | 21:39

Alasan Komisi IX DPR dan Kepala Badan Gizi Nasional Rapat Tertutup

Senin, 03 Februari 2025 | 21:25

Fakta di Balik Aksi Bandar Narkoba yang Ngaku Setor Rp 160 Juta ke Polisi

Senin, 03 Februari 2025 | 21:17

Lima Polisi Bakal Jalani Sidang Etik Kasus Pemerasan Anak Bos Prodia

Senin, 03 Februari 2025 | 21:00

Bahlil Jegal Warung Kecil, Rakyat Menderita, Prabowo Dikhianati?

Senin, 03 Februari 2025 | 20:53

Demokrat Soroti Munculnya LPG 3 Kg Warna Pink: Jangan Sampai Kuning Kalah

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Inspeksi Coretax, Airlangga Tak Mau Penerimaan Negara Terganggu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Ketua Umum PB IMSU Apresiasi Agus Andrianto Copot Petugas Korup

Senin, 03 Februari 2025 | 20:43

Brimob Polda Jateng Panen 9 Ton Jagung Dukung Ketahanan Pangan

Senin, 03 Februari 2025 | 20:42

Launching MBG di Jatim, Zulhas Serahkan Gapok untuk Siswa Yatim Piatu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:39

Selengkapnya