Tim pencarian dan penyelamatan Israel selama operasi di Kahramanmaras, Turki/Net
Tim bantuan Israel yang dikerahkan untuk Turki terpaksa harus segera kembali ke negaranya di tengah misi penyelamatan.
Dalam cuitannya di Twitter pada Minggu (12/2), Kelompok United Hatzalah mengatakan ia harus menangguhkan operasi penyelamatan gempa di Turki yang telah berjalan selama enam hari setelah ada ancaman yang terarah kepada para kru.
“Kami tahu bahwa ada risiko tertentu dalam mengirim tim kami ke wilayah Turki ini, yang dekat dengan perbatasan Suriah,†kata wakil presiden operasional kelompok itu, Dov Maisel, dalam unggahan sebuah foto yang menampilkan timnya tengah menyelamatkan seseorang dari puing-puing di Kahramanmaras, seperti dikutip dari
NDTV. Kru awalnya dijadwalkan untuk kembali setelah 10 hari. Itu sudah direncanakan untuk kembali sedikit lebih awal, tetapi memutuskan untuk kembali lebih awal lagi karena adanya ancaman konkret.
Kelompok ini mengirim sekitar 40 sukarelawan ejak hari pertama gempa, sebagian besar terdiri dari profesional medis, yang membantu upaya penyelamatan di Turki selatan, khususnya di KahramanmaraÅŸ, salah satu kota yang paling parah dilanda gempa minggu lalu.
Maisel mengatakan timnya telah menyelamatkan 15 orang sejak tiba di hari pertama. Hingga saat ini, korban tewas resmi mencapai lebih dari 33.000 dan diperkirakan akan meningkat.
"Sayangnya, kami baru saja menerima intelijen tentang ancaman nyata dan langsung terhadap delegasi Israel dan kami harus mengutamakan keamanan personel kami," kata Maisel.
Ia mengatakan, ada ancaman terhadap berbagai delegasi internasional untuk menculik orang dan meminta uang tebusan. Bukan hanya tim bantuan dari Israel saja yang memilih menyudahi misinya, tetapi juga tim dari beberapa negara lain.
Kelompok bantuan Israel kedua, IsraAID, terus beroperasi di Turki.
Tim penyelamat dari Austria dan Jerman sebelumnya telah menangguhkan sementara pekerjaan mereka di Turki, dengan alasan risiko keamanan dan bentrokan antara kelompok tak dikenal.