Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam/RMOL
Partai Nasdem disarankan tidak bermain dua kaki dalam menghadapi dinamika pertarungan antarparpol menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang. Partai Nasdem, nampak agresif berkomunikasi dengan partai selain anggota kelompok koalisi perubahan yang dibangun bersama PKS dan Partai Demokrat.
Pengamatan Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, di tengah kian solidnya tim kecil Koalisi Perubahan, elite Partai Nasdem justru tampak bermain dua kaki.
Indikasinya, antara yakin memfinalisasi Koalisi Perubahan atau justru merasa lebih berat untuk tetap bertahan di barisan pemerintahan (
status quo).
Analisa Umam, strategi standar ganda Nasdem itu tidak lepas dari besarnya konsekuensi logis atas ikhtiar politik yang tengah ia perjuangkan lewat pencapresan Anies Baswedan.
"Selain berhadapan dengan tekanan politik PDIP, ancaman reshuffle kabinet, Nasdem juga dihantui oleh ketakutan adanya politisasi penegakan hukum yang berpotensi menyasar kader-kadernya di pemerintahan," demikian pandagan Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/2).
Pandangan politik Umam, jika Nasdem masih menunjukkan kegalauan politik dan ketidakjelasan posisinya, maka Nasdem berpeluang menghadapi risiko penurunan elektabilitas partainya.
Salah satu konsekuensinya], pemilih Nasdem akan dibuat bingung dan tidak yakin dengan langkah politik partainya.
"Sebaliknya, jika Nasdem kembali yakin dan percaya diri, maka Nasdem akan lebih mudah melalui turbulensi politik untuk kembali mengonsolidasikan kekuatannya," jelas Umam.
Bagi Umam, manuver Surya Paloh dan elite Nasdem untuk berkeliling ke Gerindra-PKB, Golkar, dan berencana menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, merupakan wujud kegalauan politik.
"Kegalauan itu, tidak lepas dari berbagai hantaman dan ancaman yang menyerang, sehingga merapuhkan kepercayaan diri Nasdem
," pungkas Umam.