Tim penyelamat mencari orang-orang yang terjepit di antara reruntuhan setelah gempa berkekuatan 7,8 SR menerjang Turki/Net
Ungkapan duka cita mendalam disampaikan Presiden China Xi Jinping kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Bashar al-Assad atas gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah.
"Atas nama pemerintah Tiongkok dan rakyat Tiongkok, Saya menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan simpati yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan dan yang terluka," kata Xi, seperti dikutip dari Global Times, Senin (6/2).
"Saya percaya bahwa di bawah kepemimpinan presiden Turki dan Suriah, pemerintah dan rakyat akan mengatasi dampak bencana dan membangun kembali tanah air mereka sedini mungkin," tambahnya.
Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter melanda Turki dan negara sekitarnya pada Senin pagi, menewaskan ribuan orang dan melukai ribuan lainnya.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa berkekuatan 7,8 SR itu terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat di kedalaman 24,1 kilometer di dekat kota Nurdagi Provinsi Gaziantep di selatan Turki, yang terletak di sepanjang perbatasannya dengan Suriah.
Presiden Erdogan mengatakan gempa itu adalah yang paling parah yang melanda Turki sejak 1939.
Juru Bicara Badan Kerjasama Pembangunan Internasional China, Xu Wei, mengatakan bahwa China sedang berkomunikasi dengan otoritas terkait dari kedua negara dan siap memberikan bantuan kemanusiaan darurat sesuai dengan kebutuhan para korban.
Sebelumnya ucapan duka juga disampaikan Kementerian Luar Negeri China.
"China mengikuti dengan cermat situasi di Turki dan Suriah dengan harapan tulus agar orang-orang di sana dapat mengatasi bencana dan membangun kembali rumah mereka secepat mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Mao Ning pada konferensi pers Senin.
Mao mengatakan bahwa kedutaan dan konsulat China di Turki dan Suriah segera menerapkan mekanisme tanggap darurat untuk memverifikasi apakah ada warga China yang terkena dampak gempa dan belum menerima laporan semacam itu.
"Orang China di Turki dan Suriah diingatkan akan kemungkinan bencana sekunder," kata Mao.