Berita

Histoire

75 Tahun Berdiri, KPA Hadir untuk Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea

JUMAT, 03 FEBRUARI 2023 | 16:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Februari adalah bulan di mana rakyat Korea memperingati hari terbentuknya masukan militer Korea yang dikenal sebagai Tentara Rakyat Korea (KPA). Kim Jong Un adalah Panglima Tertinggi KPA sekaligus Ketua Komisi Pertahanan Nasional.

Dalam sejarahnya, pemerintah kemudian membentuk Departemen Keamanan Negara, cikal bakal Kementerian Pertahanan Rakyat, sebagai bagian dari Komite Rakyat Sementara pada 4 Februari 1948. Pembentukan resmi Tentara Rakyat Korea diumumkan empat hari kemudian yaitu pada 8 Februari. Sehingga 8 Februari ditetapkan sebagai hari lahirnya KPA.

Tujuh puluh lima tahun berlalu, banyak hal yang belum sepenuhnya diketahui tentang perjalanan pasukan militer ini.

KPA terdiri dari lima cabang, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Pasukan Roket Strategis, dan Pasukan Operasi Khusus. Ini juga termasuk Pengawal Merah Buruh-Petani yang berada di bawah kendali KPA.

Dalam usia yang relatif muda, KPA harus menghadapi pasukan Amerika Serikat (AS) yang meluncurkan perang agresifnya pada 25 Juni 1950.

AS menduduki seluruh wilayah Korea untuk mencapai strategi supremasi dunianya. Dengan menyalahgunakan nama PBB, AS  melemparkan ke front Korea, dengan sepertiga Angkatan Daratnya, seperlima Angkatan Udaranya, sebagian besar Armada Pasifiknya, beberapa Armada Mediteranianya, pasukan dari 15 negara satelitnya, bahkan  menggunakan pemerasan nuklir.

Tentara Rakyat ternyata berhasil memukul mundur serangan invasi tersebut dengan dipimpin oleh Panglima Tertinggi Kim Il Sung (1912-1994). Keunggulan spiritual dan moral akhirnya Tentara Rakyat berhasil mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara.

Kemenangan itu juga mendapat pengakuan dari Mark Clark, komandan Pasukan PBB. Ia mengatakan, "Tentara Korea Utara dapat mencapai kesuksesan karena komando terampil dari Jenderal Kim Il Sung."

Para prajurit KPA telah menunjukkan pengorbanan mereka untuk mempertahankan setiap jengkal tanah air. Mereka dengan gagah berani memblokir moncong senjata musuh dengan dada mereka untuk mengisi daya unit mereka. Ini membuat pasukan AS yang mengirimdua juta pasukan kuat dan perangkat keras militer terbaru selama perang tiga tahun menderita kerugian manusia dan materi sebanyak 2,3 kali lipat dalam perang empat tahun di Pasifik selama Perang Dunia Kedua.

Amerika Serikat kerap melakukan provokasi militer, namun begitu, KPA selalu menggagalkannya. DPRK, bagaimanapun, menghadapi skema provokatif AS dengan menyatakan pendiriannya bahwa ia akan menghadapi "pembalasan" musuh  habis-habisan. Itu yang kemudian membuat AS menyingkir dan mengajukan dokumen permintaan maaf.

Dalam konfrontasi berikutnya dengan Amerika Serikat, termasuk insiden pesawat mata-mata besar AS EC-121 pada tahun 1969, insiden Panmunjom pada tahun 1976, dan insiden helikopter pengintai AS pada tahun 1994, KPA selalu muncul sebagai pemenang.

Secara khusus, pada paruh kedua tahun 1990-an, ketika negara sedang mengalami kesulitan yang ekstrim, KPA, di bawah komando Ketua Kim Jong Il (1942-2011), tidak hanya mempertahankan sosialisme secara andal dengan menggagalkan skema kekuatan imperialis di semenanjung Korea, tetapi juga memainkan peran yang menentukan dalam membuka jalan yang luas untuk membangun negara sosialis yang kuat.

Setelah 75 tahun, saat ini KPA telah menjadi tentara kelas dunia yang dipersiapkan secara politis dan ideologis. Ini menjamin lingkungan yang damai di semenanjung Korea, meskipun konfrontasi militer masih ada.

Pada Agustus 2015 dan 2017, AS dan kekuatan musuh lainnya membuat situasi semenanjung Korea menjadi krisis. Pada masa itu KPA mengambil tindakan tegas untuk perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.

Pada 2022,  AS dan pasukan pengikutnya melakukan beberapa latihan perang nuklir, yang menuntut perlawanan karena kekhawatiran akan memperburuk situasi di semenanjung.

Pada saat itu KPA dengan jelas menunjukkan supremasinya dan menggagalkan langkah musuh dengan melakukan penanggulangan militer berskala besar menembakkan artileri berbagai kaliber dan meluncurkan misil taktis dan strategis serta menerbangkan pesawat berjumlah ratusan.

Dikutip dari laman APRCPRK, saat memandu uji coba ICBM tipe baru Hwasongpho-17 pada 18 November 2022, Kim Jong Un, Presiden Urusan Kenegaraan DPRK, dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa jika musuh terus mengancam DPRK, maka Partai Buruh Korea dan pemerintah DPRK akan dengan tegas bereaksi.

KPA di masa depan juga akan dengan andal mempertahankan perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya