Walikota Surabaya Eri Cahyadi/RMOLJatim
Walikota Surabaya Eri Cahyadi belum memberikan kepastian yang tegas untuk maju atau tidak menjadi calon Gubernur Jawa Timur pada 2024. Ia mengaku saat ini masih dalam suasana berduka.
"Saya tidak memikirkan yang namanya pilgub, pilwali, pil-pilan. Karena saya sudah janji sama orang tua saya, orang tua saya hari ini kemarin abah saya meninggal. Jadi enggak usah mikir pil-pilan," kata Walikota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (28/1).
Apalagi, menurutnya, ada instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Seokarnoputri untuk segera merampungkan sejumlah persoalan di Kota Surabaya.
"Sudah disampaikan oleh Bu Mega sebagai Ketum PDI Perjuangan. Sudah jelas-jelas menugaskan saya untuk menghentikan stunting, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran," imbuhnya.
Oleh karena itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini tak mau memikirkan ke mana langkahnya pada Pemilu 2024.
"Enggak usah mikir pilwali atau pilgub. Saya
nyuwun tulung doakan saya bisa menyelesaikan dan memberikan yang terbaik bagi Kota Surabaya, untuk nerangi makam abah," pungkasnya.
Belakangan ini nama Walikota Surabaya Eri Cahyadi semakin santer dikaitan dengan kursi Gubernur Jawa Timur. Hal itu muncul usai Eri menghadiri acara tasyakuran di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kamis (26/1).
Apalagi, nama Eri juga muncul di jajaran papan atas survei bursa sosok potensial yang akan maju di Pilgub 2024, salah satunya hasil survei dari SSC.
Dalam hasil survei itu, Eri berada di urutan ketiga sebagai sosok potensial di Pilgub 2024 dengan eletabilitas 17,0 persen.
Nama Eri berada di bawah elektabilitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (33,5 persen) dan Menteri Sosial (Mensos) yang juga mantan Walikota Surabaya dua periode Tri Rismaharini (18,8 persen).