Berita

FGD "Tinjauan Ketatanegaraan Terhadap Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Penundaan Pemilu"/Ist

Politik

Upaya Perpanjangan Jabatan Presiden dan Penundaan Pemilu Hanya Langgengkan Oligarki, Harus Dilawan

SELASA, 24 JANUARI 2023 | 20:42 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Segala bentuk upaya perpanjangan mas ajabatan presiden dan penundaan gelaran Pemilu 2024, harus dilawan.

Begitu pernyataan sikap bersama ahli hukum tata negara, praktisi hukum, politisi, tokoh pergerakan yang disampaikan dalam FGD "Tinjauan Ketatanegaraan Terhadap Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Penundaan Pemilu", di Jakarta Selatan, Selasa (24/1).

Salah satu tokoh pergerakan, Mohammad Jumhur Hidayat, mengajak semua peserta pertemuan menyatukan gerakan perlawanan pada setiap upaya perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu, meskipun itu dilakukan melalui penerbitan Perppu.


Bagi Jumhur, upaya memperpanjang jabatan presiden dan menunda pemilu hanya agenda oligarki yang ingin langgeng mengeruk kekayaan Indonesia.

"Kita harus melawan setiap agenda oligarki melanggengkan penguasaan sumber daya alam kita," ujar Jumhur.

Hadir dalam pertemuan itu selain Jumhur, antara lain Feri Amsari, Denny Indrayana, Zainul Arifin, Masinton Pasaribu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Paskah Indiarto, Fajlurrahman Jurdi, dan Indro Tjahyono.

Feri Amsari dalam paparannya, menyebut godaan memperpanjang jabatan dialami oleh semua presiden atau kepala negara di manapun. Namun banyak kepala negara yang bertahan dengan prinsip mempertahankan demokrasi, tidak memperpanjang jabatan.

"Barrack Obama saat menjabat dua periode Presiden Amerika Serikat, masih terkenal dan diminati masyarakat setelah purnatugas. Tetapi, tetap memilih mengikuti konstitusi," katanya.

Untuk kasus Indonesia, menurut Feri, berbeda. Perpanjangan masa jabatan presiden justru disuarakan oleh lembaga survei, menteri, dan pemimpin lembaga.

Senada, disampaikan politisi PDIP Masinton Pasaribu. Dia mengemukakan, dalam sejarah Indonesia pernah mengalami penundaan atau mempercepat Pemilu.

Nanun wacana penundaan Pemilu saat ini dinilai Masinton hanya dibicarakan sedikit elit, tidak disampaikan secara transparan ke publik.

"Tidak ada alasan rasional yang disampaikan mengapa Pemilu perlu ditunda, dan karenanya perlu perpanjangan jabatan Presiden," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya