Berita

Menteri Pertahanan Swedia, Pal Jonson/Net

Dunia

Kecam Aksi Pembakaran Al-Quran di Stockholm, Turki Batalkan Agenda Kunjungan Menhan Swedia

SABTU, 21 JANUARI 2023 | 17:24 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemberian izin terhadap aksi demonstrasi dan pembakaran Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia, memantik kemarahan dari negara mayoritas muslim tersebut.

Ankara bahkan memblokir kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson yang semula direncanakan pada pekan depan, sebagai respon keras terhadap kebijakan tersebut.

Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar pada Jumat (20/1), mengatakan kunjungan Menhan Swedia akan  sangat sia-sia, karena negara mereka membiarkan aksi protes yang menodai keyakinan bangsa Turki.

"Kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Jonson ke Turki pada 27 Januari menjadi tidak berarti. Jadi kami membatalkan kunjungan itu," kata Akar setelah menghadiri pertemuan NATO, seperti dimuat TRT World.

“Kami dengan menyesal menyaksikan bahwa tidak ada tindakan yang diambil sebagai akibat dari tindakan keji terhadap Turki dan Presiden kami (Recep Tayyip Erdogan)," tambahnya.

Akar menekankan bahwa Turki tidak akan tinggal diam dengan aksi islamophobia tersebut.

"Penting untuk mengambil tindakan dan mengambil tindakan pencegahan," tegasnya.

Sejalan dengan itu, Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dalam cuitanya di Twitter menyebut pembakaran Al-Qur'an di Stockholm adalah kejahatan kebencian dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Mengizinkan tindakan ini terlepas dari semua peringatan kami mendorong kejahatan kebencian dan Islamofobia. Serangan terhadap nilai-nilai suci bukanlah kebebasan, tetapi barbarisme modern,” tulis Ibrahim.

Pembatalan tersebut diumumkan menyusul keputusan pemerintah Swedia untuk mengizinkan pemimpin partai Garis Keras Denmark Stram Kurs untuk membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, pada Sabtu (21/1).

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom khawatir demonstrasi tersebut berisiko menunda ratifikasi izin  keanggotaan NATO dari Turki.

Tetapi, menurut Tobias, sangat tidak pantas bagi pemerintah Swedia, jika harus menghalangi warga untuk melakukan demonstrasi.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

UPDATE

Korupsi Menggila, Bangsa Ini Dibawa ke Mana?

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:31

Resesi AS Cuma Omon-Omon, Dolar Tembus Rp16.400

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:29

Legislator PAN Ungkap Ada Perang Mafia di Tubuh Pertamina

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:16

DPR: Kehadiran Pak Simon di Pertamina Getarkan Indonesia

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:07

BI dan State Bank of Vietnam Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:56

Masa Jabatan Ketum Partai Digugat di MK, Waketum PAN: Itu Masalah Internal

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Anggaran FOLU Net Sink 2030 Non APBN Bisa Masuk Kategori Suap

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Pandawara Group Sampaikan Kendala ke Presiden, Siap Berkolaborasi Atasi Sampah

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:39

DPR Pertanyakan Pertamina soal ‘Grup Orang-orang Senang’

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:37

Menhan: 3 Pasal UU TNI Bakal Direvisi

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:24

Selengkapnya