Amerika Serikat (AS) memiliki banyak amunisi yang disimpannya di Israel. Di tengah peperangan yang belum terlihat mereda antara Rusia dan Ukraina, Pentagon memanfaatkan persediaan amunisi tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina.
The New York Times melaporkan temuan tersebut dengan mengutip sumber-sumber Amerika dan Israel.
Di masa lalu, persediaan amunisi AS yang disimpan di Israel itu adalah persiapan untuk kebutuhan dalam konflik Timur Tengah. Israel diizinkan menggunakannya jika terdesak.
Sumber-sumber dari pejabat Amerika dan Israel mengatakan, sekitar 300.000 peluru disiapkan untuk Ukraina, di mana separuhnya telah dikirim ke Eropa dan pada akhirnya akan dikirim melalui Polandia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Israel tidak pernah mengakui terlibat dalam pengiriman amunisi ke Ukraina untuk melawan Rusia.
AS, yang merasa perlu membantu mengirim pasokan untuk Ukraina yang sedang terkepung itu, meminta Yerusalem mengirimkan amunisi dari cadangan strategis lokalnya.
Yerusalem awalnya menyatakan keprihatinan bahwa tindakan tersebut akan merusak hubungannya dengan Moskow.
Dengan terlibat dalam mempersenjatai Ukraina, Rusia akan membatasi kebebasan bertindaknya di Suriah, di mana ia memiliki kehadiran militer. Itu yang menjadi alasan mengapa Israel menahan diri untuk tidak memberikan senjata dan sistem pertahanan udara kepada Ukraina dan lebih fokus pada bantuan kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri yang baru diangkat, Eli Cohen, telah menolak mengomentari permintaan Ukraina untuk senjata pertahanan dari Israel.
Mantan Presiden Rusia yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, telah memperingatkan Israel bahwa memasok peralatan militer ke Ukraina akan menghancurkan hubungan politik antara kedua negara.