Ilustrasi/Net

Dunia

China Kecam AS karena Menjarah Minyak Suriah

RABU, 18 JANUARI 2023 | 11:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

rmol.id Lebih dari 80 persen produksi minyak harian Suriah diselundupkan secara ilegal oleh militer AS pada paruh pertama tahun 2022. Pencurian tersebut memperburuk krisis energi dan kemanusiaan di negara Timur Tengah yang masih terus dilanda perang itu, memicu reaksi keras dari China agar AS mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin meminta AS memberikan laporan lengkap terkait hal ini, dengan sejujurnya, kepada rakyat Suriah dan komunitas internasional.

“Bandit semacam itu memperparah krisis energi dan bencana kemanusiaan di Suriah. Kak rakyat untuk hidup sedang diinjak-injak dengan kejam oleh AS," kata Wang Wenbin, setelah memaparkan laporan tersebut dalam pengarahannya pada Selasa (17/1), seperti dikutip dari Global Times.

Pasukan pendudukan AS di Suriah terus menjarah kekayaan dan sumber daya negara saat mereka mengeluarkan konvoi yang terdiri dari 53 kapal tanker pada Sabtu pekan lalu. Kapal tanker itu yang sarat dengan minyak hasil rampasan, menuju pangkalan AS di Irak utara melalui penyeberangan tidak sah al-Mahmoudiya, menurut laporan dari Kantor Berita Arab Suriah.

"AS harus bertanggung jawab atas pencurian minyaknya. Rakyat Suriah dan komunitas internasional berhak mendapat jawaban. Kami mendesak AS untuk berhenti menginjak-injak aturan hukum internasional dan melanggar aturan internasional," tambahnya.

Pemerintah Suriah berulang kali mengecam perampasan yang telah berlangsung lama itu. AS telah mengangkut minyak Suriah yang dicurinya ke Irak di mana mereka kemudian menjualnya ke perusahaan minyak Irak dengan harga lebih rendah. Hasil penjualan minyak rampasan itu untuk mendukung pimpinan Kurdi.

Sebagian besar provinsi Suriah Deir Ez-Zor, Raqqa, dan Hasakah, di timur laut negara itu berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Kurdi yang didukung oleh AS.

Menurut saluran TV Al Mayadeen Lebanon, koalisi Barat pimpinan AS membantu pemerintahan otonom Kurdi dalam menyiapkan produksi di sumur kapur barus. Ini dilakukan untuk menciptakan basis ekonomi dengan penjualan minyak.

Damaskus memandang kehadiran militer Amerika di tanah Suriah sebagai pendudukan ilegal negara itu. rmol.id

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

UPDATE

Respons Dedi Mulyadi soal Penggeledahan di Rumah Ridwan Kamil

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:30

Bakamla Gagalkan Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster Senilai Rp1 Miliar

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:12

Lonjakan Arus Mudik Diperkirakan Terjadi pada 28 Maret 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:50

Trump Akan Kembali Batasi Warga dari Negara Muslim Masuk AS

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:30

Jojo dan Putri KW Melaju ke 16 Besar All England 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:10

NTP Menurun, Komisi IV DPR Minta Kementan Perhatikan Kesejahteraan Petani

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:53

Stabilkan Harga Bapok, Operasi Pasar Diminta Digelar Lebih Masif

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:35

Undang Menko Airlangga, DPP Bapera Bakal Santuni 20 Ribu Anak Yatim di Jakarta

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:17

Elemen Masyarakat Sumsel Apresiasi Kejari Muba Tahan Pengusaha Haji Halim Ali

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:59

Legislator PDIP Soroti Kasus Proyek Digitalisasi Pertamina-Telkom

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:34

Selengkapnya