Berita

Syahganda Nainggolan saat orasi di acara peringatan 49 tahun peristiwa Malari di TIM/Ist

Politik

Syahganda Nainggolan: Bentrok di Morowali Karena Pembangunan Salah Sasaran

SELASA, 17 JANUARI 2023 | 13:54 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Bentrok berdarah yang melibatkan tenaga kerja asal China dan pribumi di pabrik smelter PT  GNI di Morowali, merupakan dampak dari pembangunan yang salah sasaran. Seharusnya sejak awal pemerintahan Jokowi membatasi kehadiran pekerja asal RRC sebatas pekerja ahli, bukan buruh kasar. Begitu juga orientasi bisnisnya, bukan semata-mata untuk kepentingan investor tersebut.

Demikian disampaikan Syahganda Nainggolan dalam orasinya pada peringatan 49 tahun Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (16/1).

Acara itu diselenggarakan oleh Indemo, yang dihadiri seratusan tokoh-tokoh nasional seperti Hariman Siregar, Theo Sambuaga, Bambang Sulastomo, Dipo Alam, MS Hidayat, Masinton Pasaribu, Effendi Simbolon, Rizal Ramli, Jumhur Hidayat, Eggi Sujana dan Ray Rangkuti.

Menurut Syahganda, model pembangunan yang seharusnya dilakukan dalam mengelola tambang tidak diserahkan pada investor asing secara dominan.

“Pelibatan investor cukup sebatas unsur pelengkap. Sebab, pertambangan dan industri smelter bukanlah industri yang rumit. Apalagi jika mempertimbangkan kesejahteraan buruh lokal, seharusnya buruh ikut memiliki projek-projek pertambangan tersebut melalui program ESOP (Employment Stock Option Program). Buruh-buruh industri tambang harus diisi mayoritas pribumi lokal dan keuntungan dibagi maksimal pada mereka,” kata Syahganda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/1).

Syahganda mengingatkan bahwa kerusuhan Jakarta pada peristiwa Malari sebenarnya dapat menjadi pelajaran bahwa investor asing tidak boleh terlalu mendominasi. Bahkan, setelah kerusuhan Malari itu, Suharto dan Jepang berusaha membuat model pembangunan yang melibatkan kontrol masyarakat dan Bank Dunia di Indonesia.

Syahganda menambahkan, pemerintah Jokowi dan DPR harus mengevaluasi semua investasi asing di pertambangan kita, untuk memastikan ada tidaknya potensi  kerusuhan sosial di sektor tersebut, seperti yang terjadi di Morowali.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

UPDATE

Korupsi Menggila, Bangsa Ini Dibawa ke Mana?

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:31

Resesi AS Cuma Omon-Omon, Dolar Tembus Rp16.400

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:29

Legislator PAN Ungkap Ada Perang Mafia di Tubuh Pertamina

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:16

DPR: Kehadiran Pak Simon di Pertamina Getarkan Indonesia

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:07

BI dan State Bank of Vietnam Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:56

Masa Jabatan Ketum Partai Digugat di MK, Waketum PAN: Itu Masalah Internal

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Anggaran FOLU Net Sink 2030 Non APBN Bisa Masuk Kategori Suap

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Pandawara Group Sampaikan Kendala ke Presiden, Siap Berkolaborasi Atasi Sampah

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:39

DPR Pertanyakan Pertamina soal ‘Grup Orang-orang Senang’

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:37

Menhan: 3 Pasal UU TNI Bakal Direvisi

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:24

Selengkapnya