Berita

Ketua Bidang Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) MUI Sudarnoto Abdul Hakim/Net

Publika

Makna Kunjungan PM Dato Seri Anwar Ibrahim

KAMIS, 12 JANUARI 2023 | 08:09 WIB | OLEH: SUDARNOTO A HAKIM

KUNJUNGAN PM Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim (DSAI) ke Indonesia memiliki makna penting tidak saja bagi Indonesia akan tetapi juga bagi Malaysia. Antusiasme masyarakat sangat tinggi paling tidak dilihat dari sebegitu banyak yang hadir dan mengikuti lectures DSAI yang diselenggarakan oleh CTCorps.

Saya alhamdulillah memperoleh undangan untuk hadir. Banyak tokoh politik, mantan menteri, wakil wakil ormas Islam, aktivis pemuda, Dubes, kalangan kampus yang hadir menyimak pidato DSAI yang memikat, meskipun santai dan sesekali diselingi guyonan. Ada beberapa catatan terkait dengan soal ini, yaitu:

Pertama, Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun yang sudah barang tentu memiliki banyak kesamaan ketimbang perbedaan. Kesamaan-kesamaan ini bisa kita saksikan antara lain dalam soal Bahasa dan budaya yang sering kita sebut sebagai Melayu.

Dalam soal ini, akar sejarahnya bisa kita lacak. Terkait dengan itu, kunjungan DSAI perlu dijadikan momentum untuk membangun dan memperkokoh kesadaran dan kepedulian bahwa Indonesia dan Malaysia khususnya secara kultural saat ini dan sudah berjalan cukup lama sedang menghadapi arus budaya global yang pengaruhnya sangat besar.

Nilai-nilai dan norma, sistem keyakinan, perilaku atau life style (tata pergaulan, makanan minuman dan fashion), dan Bahasa Melayu menghadapi tantangan atau "cabaran" dan bahkan dalam tingkat tertentu sudah mulai terpinggirkan atau tergerus oleh kuatnya arus budaya luar.

Revolusi teknologi informasi dan digital telah membuka pintu lebar dan mempercepat masuknya budaya transnasional yang tidak semua bersesuaian dengan nilai-nilai keindonesiaan dan kemelayuan.

Arus ini bisa menjadi ancaman serius, jika dibiarkan, terhadap keberlangsungan nilai-nilai, kepribadian/watak Indonesia dan Malaysia yang berbasis agama. Perlu ada upaya-upaya serius dan strategis untuk kebangkitan atau renaisans kebudayaan Melayu.

Kedua, kunjungan DSAI ke Indonesia adalah kunjungan yang sentimental/emosional, begitu istilah yang disebut oleh DSAI. Bagi DSAI Indonesia mempunyai letak tersendiri. Persahabatannya dengan banyak tokoh di Indonesia yang dimulai sejak pertengahan kedua tahun 1960-an telah ikut mewarnai perjalanan hidup DSAI. Bukan saja persentuhan persahabatan personal yang telah terbangun dengan banyak tokoh Indonesia, akan tetapi secara intelektual, keagamaan dan bahkan juga politik DSAI memperoleh insipirasi antara lain dari Indonesia.

Ide perubahan untuk menjadikan Malaysia sebagai negara muslim yang demokratis, progresif dan adil antara lain juga diperoleh dari Indonesia. Dan ini sudah digaungkan DSAI akhir tahun 1960-an. Karena itu relasi-relasi seperti ini sangat penting dikembangkan dan  diperkuat di masa-masa depan oleh Indonesia dan Malaysia dalam rangka memajukan dua bangsa ini agar lebih demokratis dan adil.

Indonesia dan Malaysia ke depan mempunyai ruang dan kesempatan yang luas untuk menjadi dua negara dan bangsa yang demokratis secara politik. Dalam waktu yang bersamaan dua negara dan bangsa ini juga harus secara serius menerapkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip keagungan misalnya keadilan, kesejahteraan, menjunjung tinggi kedaulatan, martabat manusia dan  HAM.

Di Malaysia, hal-hal ini dalam waktu yang panjang, paling tidak sejak kepemimpinan Mahathir Mohamad awal tahun 1980-an, masih menjadi persoalan serius. Karena itu, DSAI berkomitmen untuk menegakkan keadilan, memberantas korupsi, law enforcement, dan membangkitkan ekonomi untuk kemaslahatan bersama.

Hal ini juga yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia. Memberantas rasuah atau korupsi dan menegakkan keadilan adalah amanah yang harus dilakukan oleh dua negara serumpun ini.    

Ketiga, kehadiran DSAI ke Indonesia menggambarkan keprihatinannya yang mendalam terhadap berbagai masalah dan ketegangan yang ditimbulkan antara lain oleh isu Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Masalah tenaga kerja ini sudah terjadi sangat lama dan belum terselesaikan secara komprehensif. Jika ini terus dibiarkan, maka akan bisa merusak hubungan dua negara dan bangsa ini.

Karena itu, Indonesia-Malaysia harus duduk bersama untuk membicarakan dan mencari jalan keluar terhadap problem tenaga kerja sambil mencari format yang ideal bagi kerja sama kedua negara dan bangsa ini  secara lebih equal, produktif dengan prinsip membangun kemajuan, kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.    

Mari bangkit dan tegakkan amanah untuk bangsa yang beradab, demokratis, dan adil.

Ketua Bidang Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) MUI

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya