Presiden terpilih Kolombia Gustavo Petro bersama Wakil Presiden Francia Márquez/Net
Upaya pembunuhan yang menargetkan Wakil Presiden Kolombia Francia Marquez berhasil digagalkan.
Marquez, wakil presiden kulit hitam pertama di negara Amerika Selatan, mengungkapkan tim keamanan menggagalkan upaya pembunuhan itu setelah dia menjadi sasaran bom pinggir jalan. Beruntung, tim keamanan berhasil menemukan perangkat sebelum meledak.
Lewat cuitan di akun Twitter, Marquez mengungkapkan bahwa perangkat itu ditemukan di jalan menuju rumah keluarganya di Desa Yolombo oleh tim keamanan yang membawa anjing pelacak.
"Agen penegak hukum melakukan penghancuran terhadap perangkat tersebut tak lama setelah menemukannya," katanya, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (12/1).
Marquez memposting foto-foto perangkat tersebut, bersama dengan laporan polisi yang menyatakan bahwa itu mengandung antara tujuh dan sembilan kilogram amonium nitrat dan bubuk aluminium, senyawa yang bila dicampur akan menghasilkan bahan peledak yang kuat yang disebut ammonal.
Laporan mengatakan paket itu juga berisi debu dan pecahan peluru.
Upaya pembunuhan terhadap Marquez, seorang mantan aktivis lingkungan, bukan untuk pertama kalinya . Ia selamat dari upaya pembunuhan ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah pertemuan yang dihadirinya pada tahun 2019.
Marquez terpilih bersama mantan pejuang gerilya kiri Gustavo Petro pada bulan Juni, di mana pasangan tersebut memimpin pemerintahan sayap kiri pertama Kolombia. Pada Malam Tahun Baru, Petro mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara pemerintah dan lima kelompok bersenjata utama.
Kelompok-kelompok ini, bersama lusinan lainnya, telah memperjuangkan kekuasaan politik dan kontrol produksi kokain sejak pertengahan 1960-an dalam konflik yang menurut laporan telah merenggut sekitar 450.000 nyawa.
Belum jelas siapa yang berada di balik percobaan serangan bom terhadap Marquez.