Berita

Ilustrasi peluncuran roket/Net

Dahlan Iskan

Ceres Swasta

RABU, 11 JANUARI 2023 | 04:28 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

BULAN masih bulat, terutama di kala purnama. Seperti yang saya lihat dari halaman stadion Kanjuruhan kemarin malam.

Tapi kalau bebatuan di bulan itu ternyata mengandung asteroid yang terbaik, bisa jadi banyak yang akan punya perusahaan tambang di sana.

Anda sudah tahu: Selasa kemarin Tiongkok kembali berhasil meluncurkan roket luar angkasa. Kali ini milik swasta. Tiongkok pun sudah punya perusahaan luar angkasa swasta.

Tujuan perusahaan itu murni komersial: lebih fokus untuk menyelidiki keberadaan asteroid di planet lain.

Anda sudah tahu: asteroid adalah benda tambang yang kian dicari manusia modern. Itulah bebatuan yang akan bisa menggantikan benda tambang yang harganya sangat mahal di bumi: rare earth. Tanah jarang. Atau disebut juga tanah langka.

Anda tidak akan punya HP kalau tidak ditemukan bahan yang disebut tanah jarang itu. Begitu banyak benda modern yang bahannya tergantung pada tanah jarang: lampu LED, komponen komputer, peralatan kesehatan, dan banyak lagi.

Kita juga punya barang itu di Bangka. Atau Belitung. Dulunya dibuang sebagai sampah. Itu dianggap tidak ada harganya. Yang berharga adalah timahnya. Tanah Bangka yang mengandung timah dikeruk. Timahnya diambil. Kotoran timahnya dibuang. Di kotoran itu masih terkandung 29 jenis benda kimia tambang. Salah satunya disebut rare earth.

Dalam satu kilogram kotoran rumah itu bisa diperoleh hanya beberapa gram rare earth. Proses mendapatkannya yang rumit. Harus dibangun pabrik pemurnian. Sulit. Rumit. Canggih. Mahal.

Saya ingin ke Bangka lagi. Siapa tahu pabrik pemurnian rare earth yang pernah dibangun di sana sudah bisa berjalan. Atau sudah lebih maju. Atau sudah mati. Saya tidak mengikuti lagi perkembangannya.

Pemilik cadangan rare earth terbesar di dunia, Anda juga sudah tahu: Tiongkok. Tambang terbesarnya di pegunungan Jiangxi selatan. Antara kota Nanchang dan Guangzhou.

Rupanya cadangan itu akan habis juga. Suatu saat kelak. Maka diperlukan bahan pengganti rare earth. Kalau bisa yang kualitasnya lebih baik. Para ahli sepakat bahwa pengganti itu adalah asteroid. Adanya di planet-planet di angkasa luar. Maka, kelak, planet itu harus bisa ditambang.

Tambang batu bara, nikel, dan bauksit sudah tidak menarik bagi para investor asteroid. Mereka pilih mengumpulkan modal untuk meluncurkan roket luar angkasa.

Ahli angkasa luar Tiongkok, Dr Liu Baiqi mendirikan perusahaan swasta: PT Galactic Energy (星河动力). Liu membangun roket angkasa luar dengan nama Ceres-1. Ia mengajak temannya: Dr Xia Dongkun.

Dr Liu lulusan Kansas University di Lawrence, hanya sepelemparan batu dari rumah baru John Mohn, sahabat Disway di sana. Ceres-1 dilakukan di peluncuran satelit Tiongkok di Jiuquan. Yakni di tengah gurun pasir Gobi, di pedalaman provinsi Gansu nan jauh. Inilah provinsi di bagian barat Tiongkok. Yang paling barat sebelum Xinjiang.

Roket Ceres-1 itu membawa lima satelit sekaligus. Ini misi ke-5 yang dilakukan Ceres-1. Keberhasilannya terbukti 100 persen.

Benda bernama asteroid itu sendiri diketahui dari hasil misi luar angkasa selama ini. Amerika, Rusia, dan Eropa memang berlomba ke luar angkasa. Disusul Tiongkok, yang meski belakangan tapi berhasil menyalip di tikungan.

Ada jutaan batu asteroid melayang-layang di luar angkasa. Begitu keras sifatnya. Mirip logam. Dingin seperti es. Besarnya bervariasi. Ada yang diameter 1 meter, ada yang sampai 100 km.

Asteroid itu ada di mana-mana di luar angkasa. Tapi yang terbanyak ada di antara Mars dan Jupiter. Dari sifatnya, asteroid itu ada yang seperti karbon, metal dan silikon.
Lengkap. "Ukuran asteroid yang terbesar sampai 1.000 km diameter," tulis para ahli di jurnal asteroid.

Untuk asteroid yang ukuran gajah seperti itu tidak lagi disebut asteroid. Tapi diberi nama Ceres. Artinya: planit mungil. Atau planet kuntet. Mungil tapi berdiameter 1.000 km.

Meski jumlahnya begitu besar, namun menurut para ahli, total asteroid yang berserakan itu hanya 3 persen dari kandungan yang ada di bulan.

Maka betapa pentingnya bulan untuk masa depan manusia di bumi. Ternyata misi ke bulan bukan hanya untuk gagah-gagahan. Atau sekadar membantah takhayul dan agama.

Tapi bulan ternyata bisa ditambang. Kalau kelak ada pesawat angkut satu rit 300 ton dari bulan ke bumi maka terbuka untuk segera mengurus IUP di sana. Itulah cara mengalahkan Haji Sam atau Datuk Low Tuck Kwong di masa depan.

"Mendung begitu tinggi untuk dijangkau, tapi masih ada angin yang bisa menggesernya. Sungai begitu lebar untuk diloncati, tapi masih bisa dibangun jembatan untuk melewatinya".

Dr Liu yang mengatakan itu. Yakni saat berhasil meluncurkan roket swasta Tiongkok Ceres-1. Ilmuwan non ilmu sosial selalu memegang jimat seperti itu. Maka apa saja bisa dicarikan solusinya.

Kecuali, mungkin, menegakkan keadilan di Kanjuruhan.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Sri Mulyani Cuma Senyum Saat Ditanya Isu Mundur

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:35

Guru Besar Unhas Marthen Napang Divonis 1 Tahun Penjara

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:25

Tolak Wacana Reposisi Polri, GPK: Ini Pengkhiatan Reformasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:19

Skema Kopdes Merah Putih Logistik Kawinkan Program Tol Laut

Rabu, 12 Maret 2025 | 23:17

Klarifikasi UI: Bahlil Belum Lulus!

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:59

Danantara Tepis Resesi, IHSG Kampiun Asia

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:47

Biadab, Mantan Kapolres Ngada Bayar Rp3 Juta Buat Cabuli Bocah

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:23

Prabowo-Sri Mulyani Bukber

Rabu, 12 Maret 2025 | 22:17

Menag: Tambah Kuota Haji Gampang, Masalahnya Kita Siap Enggak?

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:53

75 Tahun Kemitraan, Indonesia-Rumania Luncurkan Logo dan Forum Pariwisata

Rabu, 12 Maret 2025 | 21:52

Selengkapnya