Berita

Perwakilan warga Desa Astanajapura Minta PT Charoen Pokphand Indonesia Hentikan Pasokan Limbah/Ist

Hukum

Kuwu Fathurohman Tak Transparan Soal Dana Pembangunan Masjid, Warga Astanajapura: Biar Hukum yang Menjawab

RABU, 21 DESEMBER 2022 | 04:06 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kisruh pengelolaan dana sosial untuk pembangunan Masjid Astanajapura dibantah pihak Pemerintah Desa Astanajapura, Kabupaten Cirebon.

Kuwu Astanajapura, Fathurohman menegaskan, pengelolaan limbah dari PT Charoen Pokphand Indonesia tidak dikelola oleh Pemerintah Desa setempat, tapi dikelola oleh warga setempat dan diawasi oleh Lembaga Desa yaitu BPD setempat.

"Kalau kita sebagai kuwu, sepenuhnya limbah itu diserahkan sama warga kita, warga Astanajapura diantaranya Ketua BPD mengawasi langsung," kata Fathurohman saat dikonfirmasi melalui selulernya. Selasa (20/12).

Fathurohman kembali menegaskan Pemerintah Desa tidak terlibat langsung dalam pengelolaan limbah. Adapun dana sosial yang diserahkan sebesar Rp450 juta kepada pihak pembangunan masjid merupakan hasil yang didapat pihak pengelola.

"Benar atau tidaknya itu orang yang diserahkan mengelola limbah," tegasnya.

Terpisah, Tokoh Pemuda Astanajapura, Saeful Bakri mengatakan permintaan masyarakat sangat sederhana, yaitu pihak pengelola limbah dalam hal ini Kuwu Fathurohman dan rekan bisnisnya transparan dalam penjualan hasil limbah.

"Tuntutan warga Desa Astanajapura hanya meminta agar kuwu memberikan penjelasan terkait pengelolaan penjualan limbah dari PT Charoen Pokphand Indonesia, yang saat ini dikelola kuwu," ujarnya.

Saeful mengaku warga dikecewakan lantaran kuwu tak mau datang menjelaskan, justru umbar omongan di media sosial yang tak mendasar. Warga akhirnya meminta PT Charoen Pokphand Indonesia menghentikan pengeluaran limbah kepada kuwu sementara.

Saeful menilai tindakan yang dilakukan warga sangat wajar lantaran janji kuwu yang akan menyerahkan semua hasil penjualan limbah untuk menyumbang pembangunan masjid, namun dalam perjalanannya melenceng dari janji,

"Warga kecewa lantaran ketika didatangi, kuwu tidak mau menemui, bahkan ketika dijemput ke rumahnya pun tak kunjung menemui juga, padahal hanya untuk menjelaskan terkait data limbah yang diberikan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia, dengan jumlah uang yang diberikan untuk masjid diduga kurang sekitar setengah miliar," ujarnya.

Menurut Saeful data pengeluaran limbah yang diberikan PT Charoen Pokphand Indonesia, jumlahnya di atas 1.700 ton lebih dari sekitar 14 item bentuk barang.

Sedangkan pengakuan kuwu, jika ambil dari satu jenis item barang yaitu karung dengan total jumlah selama 3 bulan sekitar 140 ton dengan harga jual pasaran Rp3.500 perkilogram sudah hampir Rp500 juta, belum ribuan ton barang lainnya.

"Warga semakin tidak mengerti, apakah sumbangan masjid hanya dari hasil penjualan karung saja, dan limbah lainnya milik pribadi kuwu, intinya segera buka secara transparan kepada masyarakat, ke mana sisa uang sekitar setengah miliar lebih sisanya kemana," tegasnya.

Saeful menambahkan, setelah Kuwu Astanajapura tidak kunjung memberikan penjelasan pada warga meski berulangkali diminta dan dijemput warga, dan justru menyalahkan warga melalui medsos.

"Jadi warga langsung melayangkan surat pemberitahuan kepada PT Charoen Pokphand Indonesia, agar sementara waktu menghentikan pengeluaran barang limbah perusahaan kepada kuwu Astanajapura," jelasnya.

"Alhamdulillah tadi hasil permohonan warga ke PT Charoen Pokphand Indonesia, disetujui, untuk tidak mengeluarkan barang sampai kuwu memberikan penjelasan secara transparan kepada masyarakat dan komite pengelola limbah terbentuk, limbah tidak akan dikeluarkan kepada kuwu," ujarnya.

Tokoh Pemuda Astanajapura tersebut menegaskan, akibat tidak adanya transparansi dana sosial pembangunan masjid tersebut, warga juga melaporkan tindakan kuwu kepada Kejaksaan Negeri Cirebon terkait penyalahgunaan wewenang.

"Jika Kuwu Faturohman, memang tidak mau menjelaskan kepada masyarakat, biarkan hukum yang akan menjawabnya," tutup Saeful.

Sebelumnya, sejumlah warga yang terdiri dari tokoh masyarakat dan pemuda mengancam akan melaporkan Kuwu Astanajapura, Fathurohman pada Bupati Cirebon dan Kepolisian atas dugaan penggelapan dana sosial pembangunan masjid Desa Astanajapura.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya