Berita

Dunia

Moskow Ingatkan Tujuan Awal NATO: Menjauhkan Rusia dari Eropa

JUMAT, 02 DESEMBER 2022 | 13:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Terlibatnya Amerika Serikat secara langsung dalam konflik Ukraina telah menciptakan ancaman eksistensial ke Moskow. Begitu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam pernyataan terbarunya.

Berbicara pada konferensi pers Kamis (1/12), Lavrov menyemburkan kata-kata yang keras untuk pemerintahan Joe Biden serta kemungkinan pecahnya perang nuklir.

Merujuk pada pendirian NATO tahun 1949, dia mengatakan Lord Ismay, sekretaris jenderal pertama aliansi tersebut, bertekad untuk menjauhkan Rusia dari Eropa sambil memungkinkan AS mempertahankan kehadirannya di sana.

“Kami ingat bagaimana NATO dibentuk,” kata Lavrov, seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/12).

“Tuan Ismay menyimpulkan sebuah formula – untuk menjaga Rusia di luar Eropa, Amerika di Eropa dan Jerman di bawah kendali. Orang Amerika memperbudak seluruh Eropa, dan mereka tidak hanya mengendalikan Jerman, tetapi seluruh UE di bawah kendali," ujarnya.

Menjelang konflik di Ukraina, Lavrov mengatakan Rusia telah melihat bagaimana Barat menarik Ukraina ke dalam NATO dan mengklaim seruan Moskow untuk jaminan terhadap perluasan aliansi militer tidak didengar.

“Kami melihat dengan kegigihan Barat menarik Ukraina ke NATO, yang merupakan garis merah yang jelas bagi Rusia yang telah mereka ketahui selama bertahun-tahun,” ujarnya.

“Kami telah mengusulkan untuk meninggalkan perluasan NATO dan menyepakati jaminan keamanan khusus untuk Ukraina, Rusia, dan Uni Eropa," lanjut diplomat senior.

Lavrov kemudian menambahkan bahwa permintaan Moskow agar NATO berhenti berkembang telah ditolak.

"Kami hanya diberi tahu satu hal, 'Setiap negara, pertama-tama Ukraina, memiliki hak untuk bergabung dengan NATO dan tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu'," katanya.

Mengenai prospek pecahnya perang nuklir, dia mengatakan ada kemungkinan yang sangat nyata.

“Risiko konfrontasi non-nuklir antara kekuatan nuklir akan berubah menjadi perang nuklir sangat besar,” kata Lavrov.

Dia mengatakan pemerintah Rusia siap untuk memainkan peran yang bertanggung jawab dalam pengendalian senjata nuklir. Namun dia mengatakan tidak mungkin membahas stabilitas nuklir sambil mengabaikan keterlibatan Barat di Ukraina.

“Sangat jelas bahwa tidak mungkin membahas stabilitas strategis hari ini sambil mengabaikan semua yang terjadi di Ukraina,” kata Lavrov.

“Karena tujuan di Ukraina telah diumumkan, bukan untuk menyelamatkan demokrasi Ukraina, tetapi untuk mengalahkan Rusia di medan perang, atau bahkan menghancurkan Rusia," ujarnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya