Berita

Presiden Joko Widodo mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Jika Jokowi Tidak Ditegur Berarti Megawati Merestui

SELASA, 29 NOVEMBER 2022 | 11:28 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri harus tegas menegur petugas partai yang mendahului berbicara soal calon presiden (capres). Salah satunya menegur Presiden Joko Widodo yang telah berbicara soal kriteria pemimpin yang memikirkan rakyat, yaitu berambut putih dan muka berkerut.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, Megawati sebelumnya telah menegur sejumlah kadernya yang mendahului berbicara capres dari PDIP.

Bahkan, beberapa waktu lalu, Megawati juga menegur Ganjar Pranowo yang mengaku siap nyapres. Alasan teguran tersebut karena penentuan capres adalah prerogatif ketum sesuai dengan amanat partai.


"Tindakan Jokowi yang telah sebutkan ciri-ciri fisik capres itu dapat dikatakan telah memby-pass ketumnya, yakni Megawati. Mesti ada teguran terhadap Jokowi jika memang soal capres adalah prerogatif ketum," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/11).

Karena menurut Muslim, jika Megawati tidak menegur Jokowi meski sudah ada sentilan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristianto, publik akan menganggap bahwa omongan Jokowi adalah pesanan dari Megawati.

"Apalagi sampai saat ini Jokowi adalah petugas partai. Mega juga harus tegur Jokowi sebagaimana teguran kepada Ganjar. Jika Mega tidak tegur Jokowi dalam acara di GBK itu, publik anggap apa yang dilakukan Jokowi itu atas restu Megawati," kata Muslim.

Apalagi kata Muslim, dalam acara relawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Sabtu (26/11), terpampang poster-poster tiga periode. Artinya, ada narasi perpanjangan kekuasaan dan tunda pemilu.

"Jika Megawati tidak tegur dan menindak Jokowi dengan poster tiga periode itu berarti secara diam-diam Mega juga mengaminkan itu, Jokowi tiga periode dan tunda pemilu. Padahal perpanjangan kekuasaan tanpa pemilu adalah pelanggaran konsitusi, anti demokrasi dan kedaulatan rakyat," jelas Muslim.

Muslim menilai, Megawati tidak bisa hanya mendiamkan apa yang terjadi di SUGBK. Karena, ada penggiringan opini tiga periode yang artinya adanya opini perpanjangan kekuasaan tanpa pemilu.

“Publik menunggu teguran Mega terhadap Jokowi. Jika tidak, maka acara GBK itu adalah unsur kesengajaan PDIP untuk perpanjangan kekuasaan Jokowi tiga periode dan tunda pemilu,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya