Berita

Diskusi bertajuk "Suksesi Kepemimpinan 2024" yang digelar di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/11)/RMOL

Politik

Tak Sepakat Presidential Threshold 0 Persen, PPP Setuju Kalau 10 Persen

SELASA, 15 NOVEMBER 2022 | 23:08 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Norma ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (preshold) dikeluhkan publik hingga ke partai politik (parpol), salah satunya diterima Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani, dalam diskusi bertajuk "Suksesi Kepemimpinan 2024" yang digelar di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/11).

"Jadi kita juga menghadapi kritik bahwa dengan presidential threshold tinggi. Maka ini mempersempit putra terbaik bangsa di parpol dan di luar parpol untuk bisa tampil dalam kontestasi kepemimpinan nasional. Ada teman-teman di masyarakat sipil kenapa tak 0 (persen)?" ujar Arsul.

Meski mendapat keluhan terkait hal tersebut, Anggota Komisi III DPR RI ini menyatakan tidak setuju jika preshold diubah dari 20 persen sebagaimana diatur dalam Pasal 222 UU 7/2017 tentang Pemilu menjadi 0 persen.

"Kenapa enggak setuju? Karena kalau jadi nol nanti, partai itu belum teruji di dalam pemilihan legislatifnya, kemudian tapi dia berhak ikut pemilu, dia berbadan hukum dan berhak ikut pemilu," tuturnya.

Maka dari itu, Arsul melihat solusi terbaik terkait preshold ini adalah dengan menurunkan besarannya menjadi lebih rendah.

Sebab jika preshold dipatok menjadi 0 persen, dia khawatir oligarki mudah bermain dalam menentukan capres, atau melebihi kewenangan pemimpin partai.

"Jadi negara kita itu kan banyak oligarki orang kaya. Dia bisa kemudian dengan kekayaannya ambil partai politik," urainya.

"Kalau 10 persen, kita potong separuh, maka paling tidak kontestasi pilpres itu diharapkan bisa diikuti lima atau enam calon. Itu akan memberikan ini lebih baik," demikian Arsul menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya