Berita

Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanaani/Net

Dunia

Lima Warganya Tewas dalam Insiden Itaewon, Iran Kritik Manajemen Kerumunan Korsel

RABU, 02 NOVEMBER 2022 | 10:00 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Berita duka yang dimumkan oleh pemerintah Korea Selatan terkait meninggalnya ratusan korban dalam insiden kerumunan di Itaewon pada Sabtu lalu (29/10) telah mengundang banyak duka dari seluruh dunia, termasuk Iran.

Dari puluhan korban berkewarganegaraan asing, ada lima warga Iran yang menjadi korban tragedi perayaan Halloween di sebuah gang sempit dekat hotel Hotel Hamilton dan di pintu keluar 1 stasiun kereta bawah tanah Itaewon, sebuah distrik hiburan malam yang sangat populer.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanaani dalam konferensi persnya pada Senin (31/10) mengungkapkan kekecewaanya pada Korsel yang dinilai kurang mampu mengendalikan massa.


"Jika pemerintah Korea Selatan tahu bagaimana mengelola situasi. Seharusnya mereka menerapkan langkah-langkah seperti itu untuk mengelola pertemuan Halloween," jelasnya seperi dimuat KBS News.

Kanaani juga mengucapkan duka citanya untuk tragedi tersebut dan meminta agar pemerintah setempat dapat menangani itu dengan baik.

"Kami berharap jika pemerintah Seoul dapat menangani situasi dengan baik dan mengambil tindakan untuk merawat mereka yang cedera dan masalah lain dengan rencana sistematis," ujarnya.

Tak sampai di situ, Kanaani juga mengkritik Korsel karena ikut-ikutan mengecam kebijakan Iran dalam menghadapi protes Mahsa Amini.

"Posisi Korea Selatan diambil di bawah tekanan dari AS dan negara-negara Barat dan posisinya pada masalah internal Iran adalah tidak konstruktif dan tidak bertanggung jawab," tegasnya.

Seditnya 155 orang meninggal dunia karena berdesak-desakan di gang sempit Itaewon pada Sabtu malam (29/10) untuk merayakan hari Halloween.

Menurut laporan terbaru, sebanyak 26 warga asing telah teridentifikasi menjadi korban yang tewan dalam kecelakaan tersebut.

Pihak berwenang mengatakan puluhan korban WNA teridentifikasi berasal dari dari Iran, Uzbekistan, China, Rusia dan Norwegia.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya