Berita

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Akrobat Relawan Membuat Jarak Antara Ganjar Pranowo dan Megawati Semakin Lebar

KAMIS, 27 OKTOBER 2022 | 07:48 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Akrobat yang terus dilakukan relawan Ganjar Pranowo akan membuat jarak antara Ganjar dengan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri semakin lebar. Terakhir, relawan Ganjar mengusulkan Joko Widodo bisa menjadi Ketum PDIP pengganti Megawati.

Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, etika dan fatsun politik mesti diperhatikan jika seseorang memutuskan menjadi bagian dari kelompok tertentu. Etika dan fatsun politik juga berlaku dalam sebuah kelembagaan bernama partai politik.

"Misalnya, bagaimana seseorang naik jenjang karir politik melalui proses panjang pengkaderan. Dalam konteks pencalonan dan kontestasi demikian," ujar Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/10).

Selain itu, kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, jika seseorang maju dalam kontestasi, maka sudah dipastikan mendapatkan restu dari pemimpin di partai berasal.

"Dalam konteks ini, proses pencalonan Ganjar dalam kontestasi pilpres sudah diprediksi ia akan menemui jalan terjal untuk mendapatkan restu. Belum bicara tiket," kata Dian.

Sepatutnya kata Dian, sebelum Ganjar punya hasrat mendapatkan tiket dari PDIP, maka sebaiknya sowan ke Megawati. Dari hasil sowan itu, akan terlihat apakah keinginan disambut baik atau tidak.

"Di sisi lain, akrobat relawan Ganjar dikhawatirkan justru membuat jarak antara dia dengan Megawati makin lebar. Terlebih saat mengusulkan siapa calon Ketua Umum PDIP," terang Dian.

Meskipun kata Dian, PDIP adalah entitas demokrasi berwujud partai. Akan tetapi, tetap memiliki derajat tersendiri di partai tersebut.

"Apalagi jauh-jauh hari, partai tersebut menjual dan mengkapitalisasi nilai-nilai Soekarnois. Di mana pada saat bersamaan keturunan biologis dari Soekarno masih ada di partai tersebut," pungkas Dian.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya