Berita

Tersangka pembunuh, Rudolf Tobing/Net

Publika

Disiksa Waktu Kecil, Profil Pembunuh Meringis

SENIN, 24 OKTOBER 2022 | 11:58 WIB | OLEH: DJONO W OESMAN

TERSANGKA pembunuh, Rudolf Tobing (36) punya trauma. "Waktu kecil dipukuli orang tua," kata Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi ke pers, Sabtu (22/10). Kasihan. Warning kita semua.

Itu hasil tes psikologi oleh tim ahli psikologi Polda Metro Jaya. Bahwa Rudolf tidak gila. Melainkan punya trauma masa kecil.

Kombes Hengki: "Untuk pemeriksaan psikologis sudah dilakukan tim psikologi Polda Metro Jaya, hasil sementara pemeriksaan baru disampaikan kepada kami. Bahwa pelaku mempunyai trauma masa kecil."


Maksudnya trauma, ya... itu tadi: Sering dipukuli ortu. Tapi tidak dirinci, kualitas dan kuantitasnya. Demi etika. Pernyataan itu bisa sebagai peringatan bagi para ortu dalam mendidik anak-anak.

Akibatnya, emosi Rudolf gampang meledak-ledak. Dalam kasus itu, ia berteman dengan tiga orang.  Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) dan dua pria, berinisial H serta S.

Rudolf mengaku ke penyidik, semuala ia niat membunuh H. Tapi H berada di Semarang, dan Rudolf kesulitan melacak. Sedangkan, S berada di Bali, juga sulit dilacak oleh Rudolf.

Maka, ia membunuh Icha, Senin, 17 Oktober 2022 di Apartemen Green, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Dicekik. Mayatnya dibungkus plastik hitam, dimasukkan troli, didorong masuk lift,   akhirnya dibuang ke kolong Tol Becakayu, Jalan Kalimalang, Bekasi.

Saat mendorong troli isi mayat di lift itulah, Rudolf meringis ke kamera CCTV. Ia tidak menyesal. Kepada polisi ia malah mengaku: Happy. Bahkan ia mengaku, niat membunuh H dan S (belum sempat dilakukan).

Ia ditangkap polisi, Selasa, 18 Oktober 2022 di Pondok Gede, Bekasi, ketika hendak menjual laptop milik Icha.

Pemarah meledak-ledak. Tidak menyesal. Malah happy. Dengan trauma di masa kecil.

dr Hervey Cleckley dalam bukunya, "Mask of Sanity" (1941) menyebutkan, pembunuh yang punya emosi meledak-ledak, tidak menyesali pembunuhannya, punya trauma masa kecil, digolongkan sebagai sosiopat. Atau psikopat.

Kedua jenis gangguan jiwa itu, sebelas-dua belas. Semacam kakak-adik, tapi tidak sama. Walaupun mirip.

Hervey Cleckley adalah dokter jiwa Amerika Serikat, lahir tahun 1903, meninggal 1984. Cleckley adalah pelopor penelitian ilmiah psikologi, fokus pada psikopati. Istilah psikopat, pertama kali digunakan oleh psikolog dan kriminolog, bersumber dari buku Cleckley: "Mask of Sanity".

Psikopati menjadi dasar dari kriteria selanjutnya, yang digunakan dalam berbagai klasifikasi, yang kemudian dikembangkan psikolog dan kriminolog. kemudian disebut DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders).

Dengan demikian, Cleckley adalah penggagas studi psikopati, dan setelah dia, muncul generasi psikolog - kriminolog dunia terkenal selanjutnya, seperti Dr David R. Blackburn dari Texas, AS.

Juga, dikembangkan oleh Prof Robert D. Hare, psikolog kriminal Kanada, guru besar psikopatologi di University of British Columbia di British Columbia, Kanada.

Perbedaan dan persamaan psikopat dengan sosiopat, bisa ditengok dari  tigaindikator, berikut:

1) Kemampuan Sosialisasi

Seorang sosiopat umumnya sulit berbaur dengan masyarakat. Mereka acuh pada orang lain. Sering menarik diri dari lingkungan sekitar.

Namun, mereka punya ego sangat tinggi. Menganggap dirinya adalah segalanya. Orang lain, sama sekali tidak penting.

Hal inilah yang akhirnya membuat sosiopat bisa berbuat jahat demi kepentingan pribadinya, tanpa mempedulikan hak orang lain.

Seorang psikopat bisa berbaur dan menempatkan diri dalam lingkungan sosial. Masyarakat memandangnya sebagai orang normal. Kecerdasannya memikat dan memanipulasi, kerap membuat banyak orang lengah.

2) Arogansi dan Kontrol Diri

Sosiopat, sangat benci yang berbau sosial. Penyendiri. Emosional meledak dibanding psikopat. Dalam melakukan aksi kejahatan, sosiopat cenderung spontan. Minim persiapan.

Psikopat, kebalikannya. Punya kontrol diri yang baik. Mereka penjahat berdarah dingin. Punya naluri predator, dan menyerang secara proaktif. Psikopat cenderung tenan. Diam-diam merencanakan kejahatannya dengan baik dan detil.

3) Penyebab

Sosiopat terjadi akibat banyak faktor. Bisa cacat otak bawaan, ditambah pola asuh ortu tidak tepat. Sering dipukuli ortu. Juga bergaul dengan anak-anak nakal, yang berpotensi jadi penjahat. Tapi, sulit menentukan satu hal sebagai penyebab pasti.

Psikopati umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan genetik dan reaksi senyawa kimiawi dalam otak. Sehingga tidak punya kerangka berpikir etika dan moral.

Intinya, sosiopat lebih akibat sosio (interaksi dengan orang lain, termasuk ortu). Psikopat akibat 'sesuatu' yang mnyimpang dalam otak.

Psikopat tidak takut melakukan kejahatan, dan kalau sudah melakukan, tidak menyesal. Sebab, lesi pada bagian otak (amigdala) yang berfungsi menimbulkan rasa takut dan penghakiman, tidak ada. Blong.

Orang normal membunuh, takut, gemetaran, berkeringat dingin, atau jantung berdegup kencang. Sedangkan, psikopat tenang saja. Baik sebelum atau sesudah membunuh.

Psikopat tipe orang yang terampil dan diterima secara sosial. Mereka menggunakan kemampuan sebagai senjata sosial untuk mencapai tujuan.

Mereka telah mempelajari 'aturan main sosial' untuk dapat lebih dekat dengan orang-orang, yang dari mereka dapat diperoleh manfaat oleh psikopat.

Bagi psikopat, hubungan antar manusia tidak diperlukan. Hubungan sosial boleh, tetapi hanya yang memiliki kegunaan untuk menyediakan, apa yang psikopat minati untuk diperoleh.

Psikopat rajin mempelajari norma-norma sosial dan interaksi sosial, demi mengambil keuntungan dari orang-orang dan menggunakan, memanipulasi, menganiaya, bahkan membunuh mereka sesuka hati.

Terus, di mana posisi Rudolf? Mengapa ia tidak menyesal, dan mengaku punya trauma masa kecil? Apakah ia masuk dalam teori Hervey Cleckley?

Pastinya, yang paling tahu adalah ia sendiri. Dan penyidik. Juga tim psikolog Polda Metro Jaya.

Tapi, seperti biasa, psikologi pelaku kejahatan di Indonesia tidak pernah diungkap. Padahal, kalau masyarakat bisa belajar, maka kejahatan bisa dicegah sebelum terjadi.

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya