Berita

Proyek keret api cepat di Kenya/Net

Dunia

Kenya Bantah Gagal Membayar Pinjaman China

SABTU, 15 OKTOBER 2022 | 10:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Kenya menolak laporan yang menyebut mereka gagal membayar bunga pinjaman utang yang diajukan oleh China untuk pembangunan proyek jalur kereta api dari kota pelabuhan Mombasa.

Proyek senilai 5 miliar dolar AS yang dibiayai 90 persen oleh China itu menggantikan apa yang disebut "Lunatic Express" yaitu jalur yang dibangun lebih dari satu abad lalu oleh kekuatan kolonial Inggris yang gagal karena penundaan dan kerusakan yang lama.

Harian Bisnis Kenya melaporkan bahwa pemerintah gagal membayar bunga pinjaman pada tahun keuangan yang berakhir Juni, yang akhirnya mengharuskan Kenya membayar denda sebesar 1,312 miliar shilling Kenya (setara 10,8 juta dolar AS).


Tetapi Sekretaris Kabinet Keuangan Ukur Yatani menolak laporan itu sebagai informasi yang salah, dengan mengatakan posisi keuangan kekuatan ekonomi Afrika Timur itu dalam keadaan sehat dan kuat.

Yatani mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir karena negara tersebut sering menjalani tinjauan peringkat kedaulatan independen yang dipublikasikan secara luas.

"Belum pernah Kenya ditandai sebagai negara yang gagal memenuhi kewajiban utang luar negerinya," katanya, seperti dikutip dari Africa News, Sabtu (15/10).

China menjadi negara terbesar kedua di Kenya setelah Bank Dunia yang telah ikut mendanai sejumlah proyek infrastruktur mahal. Sesuatu yang telah telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Nairobi mengambil lebih banyak utang daripada yang mampu dibayarnya.

Beban utang publik Kenya pada Juni mencapai 8,6 triliun shilling (setara 71,1 miliar), naik 11,5 persen dari tahun sebelumnya, menurut angka pemerintah.

Pembayaran bunga pinjaman bagaimanapun telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena nilai shilling dengan cepat melemah terhadap mata uang internasional.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya