Berita

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan/Net

Jaya Suprana

Gelora Semangat Menghabisi Anies

SENIN, 03 OKTOBER 2022 | 09:25 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

MENARIK menyimak suasana gejolak psikososiopolitik masa kini meski saat penyelenggaraan Pilpres 2024 sebenarnya masih relatif lama. Tampak betapa gesit dan lincah berbagai pihak menggalang kesatuan demi garang dan ganas bergerak menuju ke satu tujuan yaitu menghabisi Anies Baswedan.

Terkesan bahwa Anies memang berada pada posisi harus bersalah, maka mau tak mau, suka tak suka apa boleh buat harus dihabisi agar tidak bisa ikut berlaga pada Pilpres 2024.

Kreatifitas membunuh karakter Anies sungguh menakjubkan seolah tak kenal batas maksimal, apalagi minimalnya. Senantiasa ada saja kreativitas bukan sekadar mencari, namun bahkan mencari-cari kesalahan mantan Mendikbud yang sebentar lagi juga akan menjadi mantan Gubernur Jakarta.


Akibat Anies memang manusia biasa yang mustahil sempurna, maka jika dicari, apalagi dicari-cari pasti dapat ditemukan kesalahan Anies. Bahkan andaikata Anies tidak bersalah pun juga bisa diolah sedemikian rupa sehingga akhirnya menjadi bersalah.

Para pembunuh karakter berbayar mau pun tidak berbayar berbekal perbendaharaan tiga senjata pamungkas untuk membunuh karakter Anies Baswedan.

Memang tidak bisa disangkal bahwa lalu lintas di Jakarta tidak macet pada masa pagebluk Corona, namun juga tidak kalah bisa disangkal bahwa kondisi lalu lintas Kota Jakarta pasca pagebluk Corona telah kembali macet sehingga layak menjadi juara dunia macet di planet bumi ini.

Maka lalu lintas macet siap berfungsi sebagai primadosa yang ditimpakan kepada Anies secara konsisten dan konsekuen.

Lalu banjir masih terjadi di mana-mana, termasuk di kawasan yang digusur oleh Pemprov DKI Jakarta sebelum Anies menjadi gubernur dengan tujuan membasmi banjir terbukti pada masa kegubernuran Anies tetap banjir.

Maka banjir menjadi runner up dosa Anies demi mencegah jangan sampai Anies nerani-berani nyapres!

Kemudian ada dosa ketiga Anies yang sedang ramai-ramai dikejar demi menghantamkan pukulan telak mematikan terhadap Anies agar K.O sebelum naik ke ring tinju pilpres 2024. Yaitu kriminalisasi Formula-E.

Sungguh menakjubkan elan kreativitas serta inovasitas laskar perjuangan menghabisi Anies sebelum Anies masuk ke ranah kekuasaan KPU. Dengan segala daya laskar pembunuh karakter gigih menunaikan tugas untuk menghabisi Anies dengan senjata mengkorupkan Anies pada Formula E.

Dikerahkan segenap tenaga ahli akuntan dan hukum untuk membedah Formula-E demi mempidanakan Formula E mengejawantahkan hukumnya wajib Anies harus mengenakan rompi oranye.

Pendek kata, proyek merompi-oranyekan Anies Baswedan tidak boleh gagal dengan taruhan akan ada jabatan yang lenyap jika sampai gagal. Namun andaikata Formula E gagal dikriminalisasikan pun, yakin pasti masih ada bahan lain untuk dikriminalisasikan demi mencegah Anies masuk ke gelanggang laga Pilpres 2024.

Sementara tentu saja para buzzer dan influenzer tidak mau kalah aktif dan kreatif maupun reaktif dalam gerakan maju tak gentar menghabisi Anies dengan perbendaharaan aneka ragam senjata luar biasa dahsyat keampuhan untuk membunuh karakter Anies.

Segenap pihak bersatupadu dalam gerakan maju tak gentar menghabisi Anies agar tidak bisa ikut nyapres pada Pilpres 2024.

Tampaknya Anies Baswedan sendiri sudah sadar betapa dirinya kini sudah berada pada posisi seolah telur di ujung tanduk atau sebaliknya tanduk di ujung telur, maka ikhlas serta legowo pasrah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kehendak Yang Maha Kuasa.

Sebaiknya jangan remehkan sikap legowo Anies, sebab tampaknya para pendukung Anies tidak akan bersikap legowo apabila junjungan mereka diusik.

Sebaiknya juga jangan lupa pada peribahasa semut jika disudutkan juga akan melawan sementara para pendukung Anies secara kuantitas dan kualitas tidak lebih inferior ketimbang semut. Pendek kata sikap ojo dumeh alias jangan terkebur senantiasa lebih bijak, ketimbang dumeh alias terkebur.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya