Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Dapat Tekanan Eksternal, Inflasi Tahun Ini Diprediksi Mencapai 6,27 Persen

RABU, 28 SEPTEMBER 2022 | 10:15 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Angka inflasi pada tahun ini bisa disebut-sebut bisa mencapai 6,27 persen. Angka ini jauh dari proyeksi pemerintah yang menargetkan inflasi di bawah 5 persen. Tak hanya itu, Bank Indonesia diprediksi juga akan terus menaikkan suku bunga acuan.

Hal itu dipaparkan pakar ekonomi, Faisal Rahman, menyoal kenaikan laju inflasi saat ini, Rabu (28/9).

“Kami prediksikan suku bunga acuan bisa mencapai lima persen pada akhir tahun," kata Faisal.

Penyebabnya adalah tekanan eksternal berlanjut, yang dipicu makin agresifnya banyak bank sentral di negara-negara besar dalam menaikkan suku bunganya, yang berujung pada risk off sentiment di negara berkembang termasuk Indonesia.

“Selain itu, fear of global recession juga menaikkan risiko turunnya surplus neraca dagang akibat turunnya permintaan dan turunnya harga komoditas. Kedua hal tersebut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah," jelasnya.

Faisal menambahkan, dari sisi domestik, kenaikan inflasi diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga mencapai 6,27 persen pada akhir tahun.

Sementara itu, musim dingin di belahan dunia Barat diprediksi akan membuat inflasi di sana naik.

“Musim hujan atau basah seperti sekarang ini dapat memberikan tekanan bagi produksi pangan. Jadi tekanan inflasi dari pangan masih akan berisiko menaikkan inflasi. Selain itu ada pula libur Nataru juga memberikan dampak seasonal atau musiman dimana permintaan biasanya naik sehingga meningkatkan demand pull inflation,” ucapnya.

Baru-baru ini, Bank Dunia menurunkan lagi proyeksi pertumbuhan China dan Asia pada umumnya. Perang antara Rusia dan Ukraina pun masih terus berlanjut. Namun, Faisal meyakini masih ada peluang perekonomian Indonesia tumbuh di tengah tantangan global tersebut.

Salah satu faktornya, kika perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut, kemungkinan permintaan energi dari Indonesia oleh global masih ada.

"Ini menjadi ini salah satu alasan yang membuat kita bisa mempertahankan surplus neraca dagang berbulan-bulan. Peluang surplus masih ada, namun menyusut ke depannya,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya