Berita

Menteri Urusan Perang dan Pembebasan Bangladesh, Mozammel Haque/Net

Dunia

Bangladesh Dorong Pengakuan Internasional atas Kejahatan Genosida Selama Perang Pembebasan 1971

RABU, 21 SEPTEMBER 2022 | 13:41 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Bangladesh berupaya untuk mendapatkan pengakuan internasional atas genosida yang dilakukan Pakistan selama Perang Pembebasan 1971 terhadap orang Bangale yang tidak bersenjata.

Menteri Urusan Perang dan Pembebasan Bangladesh, Mozammel Haque, mengatakan pengakuan internasional atas genosida tersebut tidak dapat direalisasikan selama 51 tahun setelah kemerdekaan.
 

"Saya meminta kepada semua orang yang percaya pada semangat Perang Pembebasan untuk bersatu dalam mewujudkan pengakuan internasional untuk tindakan genosida 1971," katanya dalam pidato di konferensi pers di Jatiya Press Club, Dhaka, pada Minggu (18/9).

Meski begitu, langkah pertama untuk upaya ini telah dilakukan oleh Perdana Menteri Syeikh Hasina dengan meresmikan 25 Maret sebagai Hari Genosida Nasional.

Dengan penetapan tersebut, saat ini Menteri tengah mencari pengakuan internasional untuk 25 Maret sebagai "Hari Genosida Internasional" berdampingan dengan 9 Desember yang sudah ada.
 
Selain itu, Bangladesh Support Group, sebuah organisasi ekspatriat Bangladesh dari Belanda menggelar konferensi pers untuk mendapatkan pengakuan PBB atas genosida yang diluncurkan di Bangladesh.  Dalam kegiatan ini, Bangladesh Support Group berkolaborasi dengan Projonmo 71, sebuah organisasi anak-anak para martir dan saluran Ekattor

Lemkin Institute for Genocide Prevention and Genocide Watch juga hingga kini telah mengakui tindakan genosida tahun 1971 dan mengeluarkan pernyataan tentang hal itu.

"Dengan tegas kami mengakui pembunuhan massal, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida yang dilakukan oleh Pakistan dan meminta masyarakat internasional termasuk PBB untuk maju dan mengakui genosida," ungkap organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

Seperti dimuat ANI News pada Senin (19/9), disebutkan bahwa Pakistan telah membunuh 3 ribu orang Bangale dalam Perang Pembebasan yang berlangsung selama sembilan bulan.

Menurut Bangladesh News Agency, pasukan militer mereka juga telah melanggar hak-hak 200 wanita, membakar rumah dan melakukan penjarahan besar-besaran di seluruh negeri.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya