Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

China Menuduh AS Memata-matai Salah Satu Perguruan Tingginya

SELASA, 06 SEPTEMBER 2022 | 15:44 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

China menuduh Washington meretas komputer-komputer di sebuah universitas di Xi'an. Pejabat AS segera berdalih bahwa mereka sedang melakukan penelitian militer.

Hal ini menambah keluhan antar kedua negara yang saling tuduh satu sama lain dalam melakukan serangan dunia maya.

Dilansir dari VOA News pada Senin(5/9), Universitas Politeknik Northwestern melaporkan adanya pembobolan komputer pada Juni lalu. Saat diteliti lebih lanjut oleh Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer yang bekerja sama dengan penyedia keamanan komersial Qihoo 360 Technology, telah ditemukan bahwa serangan tersebut berasal dari Badan Keamanan Nasional(NSA) yang merupakan lembaga intelijen milik AS, akan tetapi mereka tidak mengatakan bagaimana peretasan itu dilakukan.


Sementara untuk saat ini, Kedutaan Besar Amerika di Beijing belum menanggapi permintaan komentar.

China dan Amerika Serikat, bersama dengan Rusia, diketahui merupakan negara pemimpin global yang kerap kali melakukan penelitian tentang perang siber.

Atas peretasan yang dilakukan oleh pihak AS, China mengutuk keras serangan siber ini, dan mendesak agar AS berhenti mencuri rahasia milik negaranya.

"Tindakan ini sangat membahayakan keamanan nasional China. Amerika Serikat harus segera berhenti menggunakan keuntungannya untuk mencuri rahasia dan menyerang negara lain," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.

Menurut China, selain universitas AS juga memata-matai perusahaan energi serta internet milik negaranya, jubir Mao Ning menambahkan Washington juga telah menguping pembicaraan telepon seluler dan mencuri pesan teks. Sementara itu Washington juga menuduh Beijing mencuri rahasia komersial milik AS dan telah mengumumkan tuntutan pidana terhadap perwira militer China.

Dalam tuduhan yang diumumkan Senin kemarin, Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer mengatakan AS mengambil informasi tentang manajemen jaringan universitas dan "teknologi inti" lainnya. Dikatakan oleh analis China mereka menemukan 41 alat "serangan jaringan" yang dilacak ke NSA.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya