Berita

Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama dalam diskusi yang digelar IISD/Repro

Nusantara

Perokok Indonesia Naik Signifikan, PP 109/2012 Perlu Direvisi

Laporan: Jahhid Fitrah Alamsyah*
SENIN, 05 SEPTEMBER 2022 | 17:12 WIB

Pengendalian tembakau di Indonesia seolah mengalami benang kusut. Pasalnya, di saat angka perokok di dunia menurun, Indonesia justru mengalami peningkatan.

Atas alasan itu, PP 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan harus direvisi.

Begitu kata Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat menjadi pemateri diskusi yang digelar Indonesia Institute for Social Development (IISD) pada Senin (5/8).


Dia menjelaskan, PP 109/2012 tidak berjalan dengan baik dan perlu direvisi segera. Sebab perokok di Indonesia mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2011 hingga 2021, yaitu 70,2 persen. Sementara volume penjualan rokok di tahun 2021 meningkat 7,2 persen dari tahun 2020.

Bahkan, sambungnya, pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lipat lebih tinggi daripada pengeluaran untuk protein. Rokok berada di nomor dua komoditas yang paling sering dibeli.

“Sejak 2012, PP 109 belum cukup efektif menurunkan perokok anak. Justru penjualan rokok meningkat, konsumsi rokok meningkat, perokok anak meningkat, dan kematian akibat rokok meningkat. Beberapa penyakit juga disebabkan karena rokok,” tegasnya.

Jika dibandingkan dengan aturan negara lain, pengendalian di dalam PP 109/2012 terbilang kurang ketat. Masalahnya adalah ukuran pesan peringatan yang kecil, belum adanya larangan sponsor di media, hingga adanya penjualan per batang, dan penggunaan rokok elektrik belum diatur.

“Pictorial Health Warning (PHW) atau peringatan pesan bergambar di Indonesia berukukan paling kecil sekitar 40 persen dari besar produk,” sambungnya.

Beberapa upaya terus dilakukan untuk merevisi PP 109/2012 demi melindungi generasi muda untuk masa depan Indonesia. Salah satu ajuan revisi PP 109/2012 adalah ukuran pesan bergambar diperbesar, rokok elektrik diatur, pengetatan masalah iklan, penjualan batangan dilarang, dan pengawasan ditingkatkan.

*Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya