Berita

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo/Net

Publika

Dalam hal Kenaikan Harga BBM, Presiden Jokowi Menjadi Si Raja Tega

OLEH: TITO ROESBANDI*
SENIN, 05 SEPTEMBER 2022 | 13:53 WIB

KPI menilai Presiden Jokowi sangat “ngotot” untuk menaikkan harga BBM, dengan harga tinggi sekali mencapai lebih 30%. Kenaikan ini akan membuat semua harga akan terkatrol naik secara luar biasa.

Walaupun para analis ekonomi dan pengamat kebijakan publik sudah mewanti-wanti bahwa argumentasi pemerintah tentang angka subsidi Rp 502 triliun tersebut suatu kebohongan. Tidak sesuai dengan apa yang tercantum dan realisasi APBN.

Presiden Jokowi menjadi “si raja tega” dalam situasi ekonomi rakyat sedang dalam krisis karena di hantam pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih.

Penambalan APBN yang “katanya bocor” diletakkan kepada pundak rakyat, yang sudah terbebani kemiskinan karena banyaknya terjadi PHK selama pandemi Covid-19. Banyak perusahaan/usaha UMKM tutup, dan gulung tikar. Adalah suatu kekeliruan dari pemerintah Jokowi.

Narasi pemerintah karena APBN “bocor” karena subsidi BBM terus meningkat, padahal data per Juli 2022 menunjukkan APBN masih surplus cukup besar, lebih dari Rp 100 triliun.

Begitu juga tentang argumentasi bahwa pengalihan melalui BLT rakyat miskin akan tertolong juga tidak benar. BLT bersifat sementara dan berjangka waktu (bagaikan memakan gula-gula). Sedangkan harga-harga akan tetap tinggi bisa-bisa akan menjadi permanen.

BLT hanya diperuntukkan bagi keluarga pra sejahtera yang datanya dari tahun-ketahun tidak berubah. BLT hanya berfungsi sebagai “suap” pemerintah kepada rakyat tak berdaya supaya tidak melakukan aksi.

Padahal akibat pandemi status ekonomi rakyat sudah banyak berubah. Karena semua asset sudah mereka jual. Bahkan ada yang sudah bergelimang utang/ pinjol untuk mempertahankan hidup tadinya keluarga ekonomi menengah menjadi miskin.

Tadinya keluarga dengan kategori miskin menjadi pra sejahtera. Dipastikan mereka yang berubah satus tersebut, tidak terdatakan sebagai penerima BLT.

Ketika usaha rakyat masih tertatih berusaha  merangkak untuk kembali normal. Di siang bolong dihantam palu godam “kenekatan” Jokowi dengan menaikan harga BBM, tanpa peduli kondisi rakyat yang sudah menderita.

Termasuk para buruh, pegawai PNS/ASN, TNI/Polri golongan menengah bawah, dengan gaji tidak naik. Semua harga melambung naik tinggi sekali. Juga tidak termasuk mendapat gula-gula, sementara harga BBM sudak naik secara meroket.

Banyak pilihan kebijakan yang bisa diambil oleh rezim Jokowi agar rakyat tidak menderita. Kewajiban pemerintah yang sesuai butir Pancasila dan konstitusi UUD, untuk keadilan sosial dan menyejahterakan rakyat, bukan kebijakan mengorbankan dan memiskinkan rakyat.

Ke satu, melalui audit investigasi efisiensi dan efektivitas Pertamina meningkatkan keuntungan Pertamina, yang juga menjadi janji Jokowi pada masa kampanye. Namun yang terjadi Pertamina in efisiensi kalah jauh dengan Petronas.

Kedua, memilih menyetop proyek infrastuktur yang jor-joran dan banyak yang sudah merugi. Ketiga, menghentikan proyek menara gading seperti kereta cepat dan proyek Ibukota Negara baru yang membebani APBN. Namun ternyata Jokowi lebih suka memilih membuat rakyat Indonesia menderita.

Untuk hal tersebut KPI berpendapat, negara telah salah urus oleh Presiden Jokowi. Perlu dilakukan perubahan cepat melalui revolusi ekonomi dan politik agar Indonesia terhindar menjadi negara gagal (failure state).

*Ketua Umum Komite Peduli Indonesia

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

UPDATE

World Water Forum ke-10 Resmi Ditutup, Menteri PUPR Tekankan Tiga Hal Ini

Sabtu, 25 Mei 2024 | 10:04

Hujan Semalaman, 31 RT di Jakarta Kebanjiran

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:45

Kinerja Positif, Saham BRIS Makin Diminati Investor Asing

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:45

Fraksi PKS Apresiasi Spanyol Mengakui Kemerdekaan Palestina

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:28

Penjualan Turun, TOOL Hanya Raih Rp26 Miliar di Kuartal I-2024

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:20

Prediksi Elon Musk, AI akan Mengambil Seluruh Pekerjaan Manusia

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:09

Observasi Titik Rawan Galodo

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:59

Dirjen PHU: Indonesia Harus Cermati Peluang Ekonomi di Balik Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:33

Perekrutan Pegawai Direktorat Risiko Pertamina Baiknya Jangan di Masa Transisi

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:32

Industri Pengolahan Susu Makin Berkibar, Investasi Mencapai Rp23,4 Triliun

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:23

Selengkapnya