Berita

Presiden Joko Widodo sebaiknya mendengar masukan dari ekonom lain, jangan cuma menerima pendapat Menkeu Sri Mulyani Indrawati saja/Net

Politik

Jokowi Harus Dengarkan Saran dan Masukan dari Para Ekonom Lain Agar Kenaikan BBM Tidak jadi Legacy Buruk

SENIN, 29 AGUSTUS 2022 | 07:44 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Mencari dan mendengar pendapat dari ahli ekonomi lain adalah hal yang sebaiknya dilakukan Presiden Joko Widodo sebelum menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Jangan hanya mendengar masukan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani, saja.

Hal ini penting bagi Jokowi agar tidak meninggalkan legacy buruk saat sudah meninggalkan kursi presiden pada 2024 mendatang.

Disampaikan Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, dalam rencana kenaikan harga BBM, terlihat hanya Menkeu Sri Mulyani Indrawati yang sangat ngebet.


"Saya tidak tahu apa kalkulasi Sri Mulyani, apakah memang tidak ada cara lain selain menaikkan harga BBM? Saya kira Sri Mulyani harus mendengar ekonom-ekonom lain sebelum memutuskan secara sepihak kenaikan harga BBM. Tentu ini akan sangat merugikan Presiden Jokowi apabila BBM benar-benar dinaikkan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/8).

Saiful menilai, sudah saatnya tim ekonomi Jokowi meminta saran dan masukan dari para ekonom yang memiliki pandangan lain tentang rencana kenaikan harga BBM.

"Jangan kemudian kenaikan harga BBM akan menjadi legacy buruk bagi pemerintahan Jokowi. Tentu saya kira masih banyak ekonom andal yang memiliki trik-trik jitu selain harus menaikkan harga BBM," kata Saiful.

Pemerintah, lanjut Saiful, harus mencari referensi dari para ekonom lainnya, dan tidak hanya mendengarkan Sri Mulyani.

"Masih banyak ekonom-ekonom andal yang dapat memberikan jalan keluar seputar keuangan negara, dan bukan hanya satu cara untuk mengatasi keuangan negara yakni dengan cara menaikkan harga BBM," pungkas Saiful.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya