Berita

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi/RMOL

Politik

Pembenahan Polri Bukan pada Posisinya di Bawah Apa, Tapi Harus Dicari Figur Atasan yang Baik

SELASA, 23 AGUSTUS 2022 | 18:33 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan tersangka mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah membuat sejumlah institusi dan perorangan tampak seperti “dibodoh-bodohi”. Setidaknya hal itu tampak saat semua seragam mengamini rekayasa cerita pelecehan seksual yang mula-mula didengungkan sebagai motif kasus ini.

Tidak sampai di situ, ruang diskusi publik, khususnya para aktivis juga disebut oleh Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi mengalami fenomena yang disebut “sama bodohnya”. Di mana para aktivis sedang berpikir tentang bagaimana pembenahan Polri yang baik.

Disebut “sama bodohnya” lantaran fokus pembenahan itu lebih bertumpu tentang harus diletakkan di mana posisi Polri saat ini.

“Efek sama bodohnya tidak cuma melanda petinggi Komnas HAM, Kompolnas, Polri, PPATK, dan lain-lain. Teman-teman saya juga kena. Mereka sibuk mencari tempat buat Polri, apakah di kejaksaan, Kemendagri, TNI, dan lain-lain,” ujarnya.

Padahal jawaban untuk pembenahan tersebut mudah. Jurubicara Presiden keempat RI Gus Dur itu menjelaskan bahwa Polri menjadi seperti saat ini erat hubungannya dengan siapa yang menjadi atasan Polri.

“Jadi jawabannya gampang, tinggal ganti figur atasan Polri,” sambung Adhie Massardi.

“Urusan pembenahan Polri bukan terletak pada posisinya ‘di bawah siapa?’ Tapi untuk beberapa periode ke depan harus dicarikan figur atasan yang baik,” tegasnya lagi.

Atasan Polri yang dimaksud adalah presiden yang memimpin negeri ini. Masyarakat harus mulai sadar tentang bagaimana karakter presiden RI ke depan. Presiden adalah sosok yang membawahi langsung institusi seperti TNI dan Polri, serta sejumlah lembaga negara lainnya.

“Jadi jangan lagi ada presiden yang hanya paham soal program yang sekadar lip services,” kata Adhie.

Diingatkan Adhie bahwa setiap institusi bisa pernah ada tokoh yang berhasil membuat citra menjadi baik. Seperti Hoegeng di Polri, Baharuddin Lopa di Kejaksaan Agung, dan M. Jusuf di TNI.

“Figur pimpinan institusi memang penting, tapi di atas segalanya figur presiden baik dibutuhkan,” tutupnya.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya